Ken Setiawan Minta Aparat dan Masyarakat Antisipasi Aksi Terorisme Jelang Bulan Ramadan
- Istimewa
Bandar Lampung, Lampung – Jelang bulan suci Ramadan, Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan, mengingatkan aparat keamanan dan masyarakat untuk tidak lengah terhadap potensi aksi terorisme.
Meskipun kelompok Jamaah Islamiyah (JI) yang sebelumnya menjadi ancaman besar di Indonesia telah membubarkan diri dan kembali mengikrarkan diri sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Ken menegaskan bahwa ancaman terorisme masih ada.
Ken menjelaskan bahwa Jamaah Islamiyah adalah salah satu pecahan atau sempalan dari faksi NII, dan kelompok ini tetap memiliki hubungan dengan pelaku-pelaku terorisme yang selama ini ditangkap oleh Densus 88.
"Seluruh pelaku terorisme di Indonesia yang ditangkap Densus 88 sejatinya berasal dari akar yang sama, yakni NII," ungkap Ken.
Penangkapan teroris di berbagai daerah seperti Sumatera Barat, Jambi, Sumsel, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali, menurut Ken, membuktikan bahwa mereka merupakan bagian dari jaringan NII.
Dalam pandangannya, aksi terorisme sering kali dipicu oleh keyakinan bahwa bulan Ramadan adalah waktu yang sangat istimewa. "Ada kepercayaan di kalangan mereka bahwa jika melakukan amaliyah teror di bulan Ramadan dan meninggal dunia, maka mereka akan meninggal sebagai syahid, bahkan masuk surga tanpa hisab bersama keluarga," tambah Ken.
Ken mengingatkan publik akan serangkaian serangan yang terjadi di bulan Ramadan pada tahun-tahun sebelumnya. Di antaranya, ledakan bom yang mengguncang Pos Pengamanan Gemblegan, Serengan, Surakarta, pada 17 Agustus 2012, granat yang meledak di Gladak, Solo, pada 18 Agustus 2012, serta serangan bom bunuh diri di Mapolresta Solo pada 5 Juli 2016.