Harga Emas Melemah Setelah Capai Rekor Tertinggi, Ini Penyebabnya
- Istimewa
Bandar Lampung, Lampung – Harga emas mengalami penurunan selama pekan ini setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada bulan lalu. Penurunan ini dipicu oleh membaiknya sentimen pasar global serta laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang kuat, yang mengurangi minat investor terhadap logam safe haven seperti emas.
Dilansir The Economic Times, Jumat (2/5/2025), harga emas spot sempat turun ke level terendah dalam dua minggu pada Kamis, sebelum mengalami sedikit pemulihan pada Jumat. Namun secara keseluruhan, logam mulia ini masih mencatatkan penurunan mingguan kedua berturut-turut.
Pada pukul 09:41 ET Jumat, harga emas spot tercatat naik 0,5% menjadi US$3.255,01 per ons, setelah sebelumnya menyentuh level US$3.211,53 pada Kamis—terendah sejak 14 April 2025. Kendati rebound, harga emas spot masih melemah 2,1% dibandingkan pekan sebelumnya.
Sebagai perbandingan, emas sempat mencapai rekor tertinggi US$3.500,05 per ons pada 22 April lalu. Sementara itu, harga emas berjangka AS pada Jumat tercatat naik 1,3% menjadi US$3.262,10 per ons.
Menurut Bob Haberkorn, analis senior di RJO Futures, salah satu penyebab utama pelemahan emas pekan ini adalah optimisme seputar perundingan perdagangan global yang mendorong aksi ambil untung oleh investor. "Ada tanda-tanda kesepakatan perdagangan yang akan datang, dan itu menyebabkan arus keluar dari aset safe haven seperti emas," ujarnya.
Faktor lain yang turut menekan harga emas adalah penutupan pasar di Tiongkok sejak 1 Mei hingga 5 Mei untuk libur Hari Buruh, yang mengurangi aktivitas pembelian dari konsumen emas terbesar dunia.
Kendati demikian, para analis tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang emas. Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, menekankan bahwa meskipun terjadi koreksi, faktor struktural yang menopang permintaan emas tetap kuat.