Bustami Zainudin Desak Pabrik Singkong Berpihak kepada Petani Lampung

Bustami Zainudin, Anggota DPD RI
Sumber :
  • Foto Dokumentasi Istimewa

Lampung – Anggota DPD RI, Bustami Zainudin, menyoroti isu harga singkong yang selama ini menjadi keluhan utama petani di Lampung. 

Lebih dari 30 Pabrik Telah Patuhi Instruksi Gubernur Lampung, Sisanya Segera Dievaluasi

 

Ia menegaskan bahwa pabrik pengolahan singkong harus lebih berpihak kepada petani agar tercipta hubungan yang adil dalam industri ini.

Pasca Instruksi Gubernur Lampung, Usulan Larangan dan Pembatasan Impor Singkong Dibahas di Tingkat Nasional

 

"Kita tahu selama ini pabrik sudah banyak untung. Namun, mereka juga harus memahami kondisi petani yang sering merugi. Tanpa petani, pabrik tidak akan bisa ekspor, tidak akan bisa mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, hubungan yang saling menguntungkan ini harus dijaga," ujar Bustami, dalam keterangan tertulis, Selasa (4/2/2025).

Berusia 107 Tahun, Sutiah Jadi Calon Jemaah Haji Tertua Asal Lampung Tahun 2025

 

Menurutnya, keberlanjutan industri singkong di Lampung tidak boleh hanya menguntungkan satu pihak saja. Petani, sebagai elemen utama dalam rantai pasok, harus mendapatkan keadilan dalam sistem harga. 

 

Bustami pun meminta pabrik-pabrik untuk menjalankan instruksi pemerintah terkait harga minimum singkong agar tidak ada pihak yang dirugikan.

 

Menolak Impor, Mendorong Hilirisasi

 

Selain harga singkong, Bustami juga menyoroti wacana impor singkong yang sering muncul saat harga di dalam negeri dianggap terlalu tinggi. Ia menegaskan bahwa solusi terbaik bukanlah impor, melainkan meningkatkan hilirisasi di tingkat petani.

 

"Jalan keluarnya bukan dengan impor. Yang harus dilakukan adalah bagaimana petani singkong di Lampung mendapatkan pendidikan dan pelatihan dalam hilirisasi. Pabrik seharusnya bisa membantu dalam hal ini," jelasnya.

 

Hilirisasi, menurut Bustami, akan memberikan nilai tambah bagi petani sehingga mereka tidak hanya bergantung pada harga jual singkong mentah. 

 

Ia mencontohkan keberhasilan sektor lain seperti sawit dan karet yang telah meningkatkan nilai ekonomi melalui pengolahan lebih lanjut.

 

"Pengusaha harus bisa memberikan perhatian lebih, agar ada nilai tambah bagi petani itu sendiri. Ini bukan hanya tentang singkong, tapi juga berlaku untuk komoditas lain seperti sawit dan karet. Inilah jalan keluar terbaik, bukan impor," tambahnya.

 

Dengan adanya perhatian dari pemerintah dan desakan dari tokoh seperti Bustami Zainudin, harapan petani singkong untuk mendapatkan keadilan harga dan peluang lebih luas dalam hilirisasi semakin terbuka. Kini, semua pihak dituntut untuk bergerak bersama demi masa depan pertanian yang lebih sejahtera. (*)