Siswa MAN 2 Bandar Lampung Berinovasi Konversi Motor Berbahan Bakar Minyak ke Energi Listrik
- Istimewa/Instagram
Lampung – Dalam mendukung program pemerintah terkait energi ramah lingkungan berbasis listrik, siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bandar Lampung, terutama yang berkejuruan, telah mampu bersaing di tingkat nasional melalui inovasi konversi kendaraan bahan bakar minyak menjadi kendaraan berbasis listrik.
Inovasi ini tidak hanya membantu mengonversi kendaraan ke energi ramah lingkungan, tetapi juga memberikan fungsi baru pada kendaraan lama dengan menggunakan inovasi tenaga listrik, yang sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak.
Fuzi Nur Ilahi dan M Angga Yulizar, dua siswa dari MAN 2 Bandar Lampung, berhasil mengonversi dua kendaraan Vespa 2 Tak menjadi motor listrik.
Hasil konversi ini kemudian dipamerkan dalam acara Devotion Experience (Dev-X) Kementerian Agama (Kemenag) di JCC, Senayan, Jakarta, pada Jumat (5/1).
Pameran tersebut dibuka langsung oleh Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas. dan berlangsung hingga 7 Januari 2024 mendatang.
Fuzi dan Angga menjelaskan bahwa ide pembuatan motor listrik ini muncul dari Program Konversi BBM ke motor listrik, dengan memilih Vespa karena ketersediaan bahan yang banyak.
"Dua motor Vespa yang dipamerkan memiliki spesifikasi berbeda. Vespa warna biru menggunakan aki kering 12 V, 20.2 AH, dengan motor penggerak berdaya 1.500 watt," jelasnya.
Sementara itu, Vespa merah menggunakan baterai lithium-ion dengan motor berdaya 3.000 watt, setara dengan kekuatan motor Tiger. Pengisian baterai diklaim dapat dilakukan selama empat jam dan dapat menempuh jarak sekitar 100 km.
Abdullah, Guru Keterampilan MAN 2 Bandar Lampung, menjelaskan bahwa pengerjaan konversi mesin Vespa BBM menjadi motor listrik memakan waktu 2-3 hari, sementara pengerjaan rangka bisa mencapai dua minggu.
Meskipun banyak yang tertarik untuk membeli, hasil praktik siswa MAN 2 Bandar Lampung ini tidak dijual.
Biaya pengerjaan motor Vespa ini diperkirakan mencapai sekitar Rp40 juta.
Abdullah menambahkan, "Jika dikerjakan secara massal, mungkin harganya bisa lebih murah lagi."
Amien Suyitno, Kepala Badan Litbang Kemenag, menyatakan bahwa konversi motor listrik yang dilakukan oleh siswa madrasah merupakan kebanggaan karena mampu menciptakan kreasi baru.
Ia menekankan perlunya terus mengembangkan bakat dan keterampilan siswa madrasah dalam hal ini.
"Talenta-talenta seperti ini harus dikembangkan terus oleh madrasah. Karena ke depan, orang-orang yang akan dibutuhkan adalah yang punya skill, punya talenta, yang punya kemampuan bisa beradaptasi," kata Suyitno.
Menurutnya, kreasi ini menunjukkan bahwa madrasah sudah setara dengan sekolah-sekolah lain, bahkan memiliki keunggulan dari sisi penguatan karakter spiritual dan sains-teknologi.
"Jadi, anak madrasah sudah harus bangga. Anak madrasah sudah di atas rata-rata, sehingga mereka harus bangga. Tapi jangan lupa ada tantangan lebih besar, maka harus terus belajar, belajar, belajar," pungkasnya. (Ant/rls)