Mahasiswa FEB Unila Meninggal Usai Diksar Mahepel, Sang Ibu Ungkap Kesedihan Mendalam
- Istimewa
Bandar Lampung, Lampung – Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa jurusan Bisnis Digital Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila), meninggal dunia usai mengikuti kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diksar) yang diselenggarakan oleh organisasi Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel).
Dalam kegiatan yang digelar pada November 2024 tersebut, Pratama diduga mengalami tindakan kekerasan fisik dari para seniornya.
Kepergian Pratama menyisakan duka mendalam bagi keluarganya. Sang ibu, Novita Choirunnisa, mengungkapkan kesedihannya melalui unggahan emosional di akun TikTok @novitachoirunnisa, pada Rabu (28/5/2025).
“Sakitnya rasanya saat anak kesayanganku sudah tiada, jiwaku rasanya ikut lemah,” tulis Novita dalam unggahan yang disertai foto dirinya bersama almarhum Pratama.
Ia juga menuliskan betapa kepergian sang anak telah mengubah hidupnya.
“Anakku, setelah kepergianmu, duniaku sudah tidak lagi sama. Semangat itu rasanya terkubur bersama ragamu waktu itu.”
Dalam lanjutan unggahannya, Novita menyampaikan harapan dan doa agar sang anak damai di alam sana.
“Nak, jika kamu di surga sana masih bisa melihat mama yang di sini menangis, jangan ikut sedih ya. Karena hanya dengan menangis mama bisa sedikit meredakan sesak di dada saat merindukanmu. Mama sangat rindu. Semoga kita bisa berkumpul kembali suatu saat nanti.”
Unila Bentuk Tim Investigasi
Menyikapi kasus ini, pihak Universitas Lampung telah membentuk tim investigasi untuk mengusut tuntas penyebab kematian Pratama.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unila, Prof. Sunyono, menjelaskan bahwa pembentukan tim tersebut merupakan instruksi langsung dari Rektor Unila.
“Kami diminta rektor untuk membentuk tim investigasi terkait dugaan kekerasan yang dilakukan oleh salah satu organisasi kemahasiswaan di lingkungan FEB Unila,” ujar Prof. Sunyono saat ditemui di Gedung Rektorat Unila, Rabu (28/5/2025).
Ia menambahkan bahwa tim investigasi akan bekerja secara cepat dan terstruktur untuk memastikan kebenaran kasus ini.
“Saya akan menyusun timeline kejadian agar investigasi bisa berjalan terarah dan selesai secepat mungkin,” tambahnya.
Selain itu, pihak kampus juga telah meminta data lengkap termasuk alamat para korban, baik yang selamat maupun yang telah meninggal, guna mempercepat proses investigasi. (*)