Kondisi Ketenagakerjaan di Lampung, Sektor Pertanian Dominasi Lapangan Kerja, Pengangguran 207 Ribu
- Foto Dokumentasi Riduan
Lampung – Statistisi Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Febiyana Qomariyah, mengungkapkan kondisi ketenagakerjaan Provinsi Lampung pada Agustus 2023 berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas).
"Dari 7 juta penduduk, sekitar 4,9 juta masuk dalam kategori angkatan kerja, dengan 4,6 juta di antaranya sudah bekerja dan 207 ribu orang masih tergolong pengangguran," kata dia saat workshop bersama media, Selasa (24/9/2024).
Dalam pemaparan tersebut, Febiyana Qomariyah menjelaskan bahwa sekitar 2,9 juta orang merupakan pekerja penuh, sementara 1,3 juta lainnya bekerja paruh waktu dan 399 ribu penduduk tergolong setengah penganggur.
"Dari angka ini, terungkap bahwa mayoritas penduduk Lampung bekerja di sektor-sektor kunci yang menopang ekonomi daerah," jelasnya.
Kunci Ketenagakerjaan: TPAK Lampung di Angka 70,04 Persen
Febiyana menjelaskan salah satu indikator penting dalam survei ketenagakerjaan adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), yang mengukur persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Pada Agustus 2023, TPAK Provinsi Lampung mencapai 70,04 persen.
"Artinya, dari setiap 100 penduduk usia kerja, 70 di antaranya berada di pasar kerja, baik sebagai pekerja maupun pengangguran," ungkapnya.
Namun, terdapat perbedaan signifikan antara partisipasi tenaga kerja laki-laki dan perempuan.
"TPAK laki-laki mencapai 87 persen, sementara TPAK perempuan hanya di angka 52 persen," jelasnya.
Data ini menunjukkan bahwa ketenagakerjaan di Lampung masih didominasi oleh penduduk berjenis kelamin laki-laki.
Pertanian Menjadi Tulang Punggung Ketenagakerjaan
Febiyana Qomariyah juga menggarisbawahi pentingnya data penduduk bekerja berdasarkan lapangan usaha.
Berdasarkan Sakernas Agustus 2023, sekitar 42,32 persen penduduk bekerja di sektor pertanian, menjadikannya sebagai sektor dominan dalam penyerapan tenaga kerja di Provinsi Lampung.
Sektor perdagangan berada di urutan kedua dengan 18,96 persen, disusul sektor pertambangan dan industri pengolahan.
"Struktur ketenagakerjaan di Lampung sangat tergantung pada sektor-sektor utama ini. Dengan pertanian sebagai sektor terbesar, peran sektor ini menjadi vital dalam menopang ekonomi daerah," jelas Febiyana Qomariyah.
Pemerintah diharapkan dapat menggunakan data ini untuk merumuskan kebijakan yang mendukung keberlangsungan dan pertumbuhan sektor-sektor ini.
Pengaruh Data Ketenagakerjaan Terhadap Kebijakan Daerah
Febiyana Qomariyah menegaskan bahwa data ini tidak hanya menggambarkan kondisi ketenagakerjaan di Lampung, tetapi juga menjadi landasan bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan ekonomi dan pembangunan.
"Setelah diketahui bahwa, ketiga sektor inilah yang mendominasi kondisi ketenagakerjaan atau mereka yang bekerja di Provinsi Lampung. Tentunya, pemerintah daerah setempat bisa mengambil perencanaan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan khususnya untuk ketiga sektor lapangan usaha ini," pungkasnya. (*)