GP Ansor Lampung Gelar Silaturahmi Pemuda Lintas Agama, Hadirkan Ken Setiawan Bahas Bahaya Radikalisme

Ken Setiawan, pendiri NII Crisis Center.
Sumber :
  • Istimewa

Bandar Lampung, Lampung – Dalam rangka memperkuat kerukunan dan semangat kebangsaan di kalangan pemuda, Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Lampung menggelar acara Silaturahmi Pemuda Lintas Agama dengan tema 'Menjaga NKRI dari Gerakan Radikalisme dan Intoleransi'.

LBH Bandar Lampung Desak Pengungkapan Kasus Kematian Mahasiswa Unila: Tak Ada Toleransi untuk Kekerasan Pendidikan

 

Kegiatan ini berlangsung di Hotel Kyriad Lampung dan dihadiri oleh pemuda dari berbagai latar belakang agama dan keyakinan.

Polres Pesawaran Sabet Penghargaan Amplifikasi Berita Terbanyak di Rakernis Bidhumas Polda Lampung

 

Acara ini menghadirkan narasumber utama Ken Setiawan, mantan aktivis NII (Negara Islam Indonesia) yang kini dikenal sebagai pendiri NII Crisis Center, Toleran Institute, serta penulis buku Tuhan Kita Sama. 

Perempuan Rentan Terpapar Radikalisme, Ken Setiawan: IWD Momentum Panggung Evaluasi

 

Dalam sesi diskusi, Ken menyampaikan pentingnya keterlibatan pemuda lintas agama dalam membangun narasi perdamaian dan melawan paham-paham radikal yang mengancam keutuhan bangsa.

 

"Silaturahmi seperti ini sangat penting, karena menjadi ruang kolaboratif bagi pemuda lintas iman untuk memperkuat komitmen kebangsaan. Kita harus jadi garda terdepan dalam mengkampanyekan bahaya radikalisme dan intoleransi," ujar Ken.

 

Ken juga berbagi pengalamannya sebagai narasumber dalam berbagai forum lintas agama, termasuk kegiatan di gereja, vihara, pura, klenteng, dan komunitas penghayat kepercayaan.

 

"Saya pernah ditanya, apakah saya menerima Yesus atau Isa Almasih sebagai juru selamat? Saya jawab, iya. Karena saya meyakini bahwa seluruh nabi dan rasul dari Adam hingga Muhammad adalah bagian dari Rukun Iman," ungkapnya.

 

Menurut Ken, semua agama dan kepercayaan sesungguhnya adalah relasi yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan serta antara sesama manusia, demi menciptakan kehidupan yang damai dan harmonis.

 

Ia juga menjelaskan pandangannya tentang ajaran-ajaran para nabi sebagai simbol-simbol filosofi yang memiliki makna mendalam. 

 

Salah satunya adalah mukjizat Isa Almasih yang dikisah dapat membangkitkan orang mati, yang menurutnya berarti mampu membangkitkan semangat dan kebutuhan jiwa manusia melalui cinta dan kasih sayang.

 

"Dengan ilmu, cinta, dan kasih sayang, kita bisa melawan 'dajjal' zaman ini, yaitu kebodohan, iri hati, dan kebencian," tegasnya.

 

Selain Ken Setiawan, acara ini juga menghadirkan pembicara lain yakni Martin Sudarmawan, mantan narapidana terorisme; Prof. Rudy, Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung; serta Prof. Dr. Mohamad Bahrudin, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Lampung.

 

Ketua PW GP Ansor Lampung sekaligus ketua panitia, Budi Hadi Yunanto, mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi langkah penting dalam membangun komunikasi yang harmonis di tengah keberagaman.

 

"Silaturahmi dan komunikasi perlu terus dilakukan agar tercipta suasana yang sejuk di antara pemuda lintas agama. Meski berbeda latar belakang, kita bisa hidup berdampingan secara damai dan saling menguatkan," ujar Budi.

 

Ia juga mengungkapkan rencana untuk membangun Rumah Toleransi, sebuah tempat singgah dan pusat interaksi pemuda lintas agama yang diharapkan menjadi simbol persatuan dan harmoni di Provinsi Lampung.

 

"Rumah Toleransi ini akan menjadi ruang bertemu, berdialog, dan merawat keberagaman kita dalam bingkai persatuan," pungkasnya.

 

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari peserta dan tokoh pemuda yang hadir, serta diharapkan menjadi agenda rutin untuk memperkuat nilai-nilai toleransi dan kebangsaan di kalangan generasi muda. (*)