FKH Unair Gelar Pengabdian Masyarakat di Lampung, Aplikasikan Ilmu Veteriner untuk Masyarakat
- Istimewa
Bandar Lampung, Lampung – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) menunjukkan komitmen nyata dalam mengaplikasikan keilmuan melalui serangkaian kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) yang berlangsung selama empat hari, mulai 23 hingga 26 April 2025, di Provinsi Lampung.
Kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi FKH Unair dalam menyebarluaskan dan menerapkan ilmu veteriner demi kemajuan kesehatan hewan dan masyarakat luas.
Mengusung tema “Aplikasi Bidang Ilmu Veteriner pada Masyarakat di Provinsi Lampung”, acara ini digagas secara mandiri oleh tim pelaksana yang terdiri dari tujuh dosen FKH Unair. Tim tersebut diketuai oleh Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si, dengan anggota Prof. Dr. Jola Rahmahani, drh., M.Kes, Prof. Dr. Mochamad Lazuardi, drh., M.Kes., Prof. Dr. Hani Pluimeriastuti, drh., M.Kes, Dr. Wiwiek Tyasningsih, drh., M.Kes, Dr. Eka Pramyrtha Hestianah, drh., M.Kes, dan Dr. Kadek Rachmawati, drh., M.Kes.
Hari Pertama: Workshop Produk Olahan Susu
Dimulai pada Rabu (23/4), kegiatan pertama berupa Workshop Produk Olahan Susu yang digelar di Balai Veteriner Lampung.
Acara ini dibuka langsung oleh Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung sekaligus Ketua PDHI Cabang Lampung, drh. Anwar Fuadi, MPH. Hadir pula Kepala BVet Lampung, drh. Suryantana, M.Si, serta perwakilan berbagai instansi, organisasi profesi, dan pelaku UMKM.
Workshop ini diikuti oleh sekitar 50 peserta yang sangat antusias mengikuti tiga materi utama: pembuatan yoghurt, silky milk pudding, dan kerupuk susu.
Setelah pemaparan oleh Dr. Eka, Dr. Wiwiek, dan Dr. Kadek, para peserta melakukan praktik langsung. Antusiasme peserta, terutama partisipasi aktif dari peserta laki-laki, menjadi warna tersendiri dalam kegiatan ini.
Hari Kedua: FGD Pengendalian Rabies
Pada Kamis (24/4), digelar Focus Group Discussion (FGD) bertema rabies di Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Lampung.
Acara ini dibuka oleh Kepala BKHIT Lampung, drh. Donny Muksidayan, M.Si, dan dihadiri oleh 60 peserta dari berbagai instansi terkait.
Dalam sesi ini, Prof. Suwarno membawakan materi “Upaya Pembebasan Rabies di Provinsi Lampung”, sedangkan Prof. Jola menyampaikan “Sebaran Virus Rabies di Indonesia”.
Forum ini mendorong pendekatan SARE (Stepwise Approach Rabies Elimination) sebagai strategi untuk membebaskan Provinsi Lampung dari rabies, mengingat masih adanya kasus pada kucing di daerah Bandar Lampung dan Metro pada tahun 2024.
Hari Ketiga: Webinar Nasional dan Workshop Penanganan Keracunan
Pada Jumat (25/4), dua kegiatan penting berlangsung. Pertama, webinar nasional bertema “Berikan Vaksin, PMK akan Berakhir”, yang dipandu oleh Prof. Suwarno dan diikuti oleh lebih dari 600 peserta dari seluruh Indonesia.
Antusiasme peserta mencerminkan perhatian tinggi terhadap pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kegiatan kedua berupa Workshop Penanganan Keracunan pada Hewan, digelar di Balai Veteriner Lampung dan diikuti oleh 25 peserta dari berbagai kabupaten di Lampung serta BKSDA.
Materi disampaikan oleh Prof. Dr. Mochamad Lazuardi dan Prof. Dr. Hani Pluimeriastuti, yang membahas penanganan kasus keracunan hewan yang kerap ditemukan di lapangan.
Hari Keempat: Seminar Toksikologi Veteriner
Kegiatan puncak pada Sabtu (26/4) berupa Seminar Toksikologi Veteriner yang mengangkat tema “Panduan Praktis Penanganan Darurat Keracunan Hewan dan Gambaran Patologik”.
Bertempat di Gedung Dekanat Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila), seminar ini dihadiri oleh 102 peserta yang terdiri dari dokter hewan, paramedik veteriner, mahasiswa, dan pelaku dunia peternakan.
Komitmen Berkelanjutan untuk Negeri
Melalui rangkaian kegiatan ini, FKH Unair membuktikan perannya tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai motor penggerak kemajuan di bidang kesehatan hewan yang menyentuh langsung masyarakat.
Pengabdian yang dilaksanakan di Lampung ini menjadi wujud nyata komitmen FKH Unair dalam mengaplikasikan keilmuan veteriner untuk kebermanfaatan luas.(Dji)