PTPN I Regional 7 Catat Kinerja Terbaik, Siap Hadapi Tantangan 2025
- Foto Dokumentasi Istimewa
Lampung – PTPN I Regional 7 mencatatkan kinerja terbaik di antara delapan regional pada Subholding Supporting Co sepanjang tahun 2024.
Pernyataan ini disampaikan Direktur Operasional PTPN I Supporting Co, Fauzi Omar, saat membuka Rapat Pembahasan Rencana Kerja Operasional (RKO) 2025 di Bandar Lampung pada Senin (3/2/25).
Menurut Fauzi Omar, Regional 7 telah menjadi pilar utama dalam pencapaian kinerja perusahaan, khususnya pada komoditas karet.
“Atas nama Head Office (HO) PTPN I Supporting Co, saya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh elemen di Regional 7. Awalnya kami sempat pesimistis, tetapi setelah melihat laporan akhir pada 31 Januari 2024, ternyata Regional 7 berhasil menjadi penyelamat. Tolong sampaikan terima kasih kepada seluruh tim di lapangan sebagai ujung tombak pencapaian ini,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (3/2/2025).
Target untuk 2025
Pembahasan RKO 2025 berlangsung selama dua hari, dengan dihadiri sejumlah pejabat dari Head Office dan perwakilan Regional 7, termasuk Region Head Tuhu Bangun, SEVP Operation Wiyoso, dan SEVP Business Support Bambang Agustian.
Dalam pemaparannya, Tuhu Bangun mengungkapkan bahwa pada 2024, Regional 7 yang mengelola komoditas karet dan teh berhasil mencatatkan laba, membalikkan kondisi minus pada 2023.
Untuk tahun 2025, Regional 7 menargetkan pendapatan sebesar Rp454 miliar, yang berasal dari sektor karet, teh, serta kerja sama operasional (KSO) kelapa sawit dan tebu.
Melihat tren harga pasar yang menjanjikan dan kondisi cuaca yang menguntungkan, Fauzi Omar bahkan menantang Regional 7 untuk meningkatkan target laba menjadi Rp600 miliar.
“Angka Rp456 miliar itu terlalu rendah. Dengan potensi yang ada, seharusnya kita bisa mencapai Rp600 miliar. Harga pasar sedang bagus, cuaca mendukung, dan semangat kerja seluruh elemen sudah optimal. Ayo kita capai angka tersebut!” tegasnya.
Strategi dan Penguatan Manajemen
Dalam RKO yang mengusung tagline “Challenge Session”, Fauzi Omar juga menekankan pentingnya efisiensi biaya tanpa harus melakukan cutting cost.
Untuk itu, panitia RKO diminta menghadirkan tidak hanya manajer dan kepala bagian, tetapi juga asisten kebun dan manajemen lapis kedua.
“Saya sengaja mengundang Asisten dan Askep karena mereka adalah ujung tombak di lapangan. Mereka harus memahami bahwa setiap biaya yang keluar harus memberikan umpan balik yang jelas dan terukur,” katanya.
Selain itu, Fauzi Omar menyoroti pentingnya sinergi antara tim operasional dan tim keuangan dalam menyusun kebijakan yang efektif.
“Tim teknis di lapangan sering meminta tambahan biaya untuk operasional, sementara tim manajemen terus mengejar produksi. Dua kutub ini harus bertemu di RKO agar pemahamannya selaras, karena kita satu tim,” ujarnya.
Pembahasan RKO akan dilakukan secara bergilir, dimulai dari wilayah Lampung, Bengkulu, dan Sumatera Selatan, serta melibatkan anak perusahaan yang akan memaparkan rencana kerja 2025.
Dengan semangat optimisme dan sinergi yang kuat, PTPN I Regional 7 siap menghadapi tantangan dan mencapai target yang lebih tinggi di tahun mendatang. (*)