Menyambut Demokrasi: Pasangan Calon Siap Bertarung di Pilkada Lampung 2024, Siapa yang Layak?

Ilustrasi pemilihan umum di Lampung
Sumber :
  • Foto Dokumentasi Riduan

Lampung – Provinsi Lampung bersiap menghadapi pesta demokrasi pada 27 September 2024, ketika Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak akan digelar bersamaan dengan seluruh Indonesia. 

Partisipasi Pemilih Pilkada Lampung Hanya 65 Persen Terendah di Ibukota Provinsi

 

Dari ujung timur hingga barat, Lampung akan menggelar Pilkada yang mencakup satu Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub), dua Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota (Pilwakot), serta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) di 13 kabupaten.

KPU Lampung: 5 Pemohon Gugat Hasil Rekapitulasi Pilkada ke MK

 

Dengan total 35 pasangan bakal calon kepala daerah (cakada) yang telah mendaftar, suasana politik di Bumi Ruwa Jurai ini semakin memanas. Para calon siap memperebutkan hati rakyat di berbagai wilayah, dari kota-kota besar hingga pelosok kabupaten. 

Eks Kadinkes Keok di Pilkada Bandar Lampung

 

Data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Lampung menunjukkan, jumlah ini masih bisa berubah, mengingat ada beberapa daerah yang membuka perpanjangan masa pendaftaran hingga akhirnya diputuskan oleh KPU.

 

Peta Politik Lampung: Kandidat-Kandidat Unggulan

 

Di tingkat provinsi, kontestasi Pilgub Lampung dipastikan akan seru dengan dua pasangan yang sudah dipastikan maju. 

 

Pasangan Rahmat Mirzani Djausal dan Jihan Nurlela yang didukung oleh koalisi besar yang terdiri dari Gerindra, PKB, Demokrat, NasDem, PKS, dan Golkar, akan berhadapan dengan pasangan petahana Arinal Djunaidi dan Sutono yang diusung oleh PDIP.

 

Di Bandar Lampung, Pilwakot menghadirkan pertarungan yang tak kalah sengit. Eva Dwiana dan Deddy Amarullah Yacub mendapat dukungan penuh dari hampir seluruh partai besar seperti NasDem, Gerindra, PKS, PAN, PKB, Golkar, PPP, Demokrat, dan PSI. Mereka akan berhadapan dengan tandem Reihana dan Aryodhia Febriansya SZP yang diusung PDIP.

 

Sementara itu, Kota Metro juga akan menyaksikan rivalitas antara Bambang Iman Santoso dan M Rafieq Adi Pradana yang diusung Demokrat, melawan pasangan Wahdi dan Qomaru Zaman yang didukung oleh koalisi raksasa dari NasDem, Gerindra, PDIP, Golkar, PKS, Perindo, Hanura, Gelora, PAN, PKB, hingga PKN.

 

Pertarungan Sengit di Kabupaten: Tarik-Menarik Dukungan Partai

 

Tak kalah menarik adalah persaingan di tingkat kabupaten. Di Lampung Selatan, pertarungan dua nama besar sudah dinantikan, yakni Radityo Egi Pratama dan M. Syaiful Anwar yang diusung oleh koalisi PKB, Gerindra, Golkar, NasDem, PAN, hingga PSI, melawan pasangan Nanang Ermanto dan Antoni Imam yang diusung oleh PDIP dan PKS.

 

Lampung Tengah juga akan menjadi saksi dari persaingan ketat antara pasangan Musa Ahmad dan Ahsan As'ad Said dengan dukungan delapan partai besar, dan pasangan Ardito Wijaya dan I Komang Koheri dari PDIP.

 

Di Pringsewu, dinamika politik semakin kompleks dengan empat pasangan calon, sementara di daerah lainnya, seperti Pesawaran, Way Kanan, dan Lampung Utara, para calon harus menghadapi persaingan yang ketat dengan kandidat-kandidat yang juga mendapat dukungan dari berbagai partai besar.

 

Menghadapi Masa Depan: Demokrasi Lampung di Persimpangan

 

Dengan 35 pasangan bakal cakada yang tersebar di 16 daerah, Pilkada Lampung 2024 bukan hanya soal kemenangan dan kekuasaan, tetapi juga tentang masa depan demokrasi di provinsi ini. Dari pedesaan hingga perkotaan, rakyat Lampung akan menentukan nasib daerah mereka dalam lima tahun ke depan.

 

Saat pesta demokrasi semakin dekat, tantangan terbesar bagi semua pasangan calon adalah meyakinkan rakyat bahwa mereka adalah pilihan terbaik. Dengan latar belakang dan visi yang berbeda, setiap pasangan akan berupaya menunjukkan kemampuan terbaik mereka untuk membangun Lampung yang lebih baik.

 

Akhirnya, perjalanan menuju 27 September 2024 ini bukan hanya milik para calon, tetapi milik seluruh rakyat Lampung yang akan memilih pemimpin mereka dengan suara hati dan harapan yang tulus. 

 

Pilkada ini adalah kesempatan bagi rakyat untuk menunjukkan bahwa demokrasi masih hidup dan berkembang di Bumi Ruwa Jurai. (*)