Diduga Korsleting Listrik, Lima Bangunan di Sukaraja Bandar Lampung Hangus Terbakar

Lampung – Kebakaran melanda kawasan Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung, pada Sabtu (28/12/2024) malam, menghanguskan lima bangunan semi permanen yang terdiri atas rumah dan kios. 

 

Kebakaran ini diduga dipicu oleh korsleting listrik dari salah satu kios bunga di lokasi tersebut.

 

Komandan Pleton (Danton) Mako Tendean, Ifan Afandi dalam keterangan tertulis menjelaskan, api pertama kali dilaporkan oleh warga sekitar pada pukul 19.42 WIB. 

 

Berdasarkan keterangan saksi, Bapak Zamhari, api muncul dari kios bunga setelah terdengar suara letupan dan listrik padam. Kobaran api dengan cepat meluas, membakar bangunan di sekitarnya.

 

Sebanyak 10 unit mobil pemadam kebakaran dari berbagai pos dikerahkan untuk menangani kebakaran ini. 

 

Petugas tiba di lokasi hanya dalam waktu empat menit setelah laporan diterima, dan proses pemadaman berhasil diselesaikan pada pukul 21.05 WIB dengan menghabiskan 14 tangki air.

 

Lima bangunan yang terbakar meliputi dua rumah permanen dan tiga kios semi permanen. Rumah milik Bapak Zamhari mengalami kerugian sekitar Rp150 juta akibat terbakarnya barang berharga, termasuk surat tanah dan barang elektronik. 

 

Rumah lainnya milik Bapak Sapri, dengan kerugian sekitar Rp15 juta, terbakar di bagian teras dan dapur. 

 

Sementara itu, kios bunga milik Rahman Wahyu Raharja mengalami kerugian sekitar Rp50 juta, kios pangkas rambut kehilangan peralatan usaha dengan kerugian sekitar Rp5 juta, dan kios fotokopi mengalami kerugian sekitar Rp35 juta akibat terbakarnya dua mesin fotokopi.

 

Tim pemadam kebakaran juga telah berkoordinasi dengan PLN untuk memutus aliran listrik di sekitar lokasi guna mencegah potensi bahaya lanjutan. 

 

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun penyelidikan lebih lanjut mengenai penyebab pasti kebakaran sedang dilakukan oleh pihak berwenang.

 

Warga diimbau untuk lebih berhati-hati dalam memastikan instalasi listrik di bangunan semi permanen agar kejadian serupa tidak terulang. (*)