NII Bangkit Lagi? Densus 88 Tangkap Dua Anggota di Sumsel, Ken Setiawan Beberkan Fakta Mencengangkan

Ken Setiawan, pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center.
Sumber :
  • Istimewa

Bandar Lampung, LampungDensus 88 Antiteror Polri kembali berhasil melumpuhkan jaringan teroris. Kali ini, dua terduga anggota Negara Islam Indonesia (NII) berhasil ditangkap di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, Rabu (20/11/2024).

Ken Setiawan Minta Aparat dan Masyarakat Antisipasi Aksi Terorisme Jelang Bulan Ramadan

 

Kedua terduga teroris itu merupakan jaringan kelompok NII berinisial MD (51) dan MA (49).  MD ditangkap sekitar pukul 05.30 WIB dan MA ditangkap sekitar pukul 07.30 WIB usai mengantarkan anaknya sekolah.

Wacana Pemulangan Hambali dari Guantanamo, Ken Setiawan: Perlu Dikaji Efek Pro dan Kontranya

 

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengapresiasi tim Densus 88 yang telah melaksanakan penegakan hukum terhadap tersangka teroris. Namun, ia juga mengingatkan bahwa ancaman NII masih sangat nyata. 

Gelar Seminar Philosophy, UIN Lampung Hadirkan Penulis Buku Tuhan Kita Sama Ken Setiawan

 

"Meskipun sudah banyak yang ditangkap, jaringan NII ternyata masih cukup solid dan terus berkembang," kata Ken Setiawan saat dikonfirmasi Kamis (21/11/2024).

 

Ken mengatakan bahwa sampai saat ini jaringan NII masih aktif, bahkan di beberapa provinsi jaringan mereka semakin besar. 

 

Bukan hanya di Sumatera, tapi di daerah Jawa, Kalimantan dan Sulawesi juga jaringan NII mulai menggeliat walaupun saat ini telah ditetapkan sebagai daftar terduga teroris dan organisasi teroris (DTTOT) 

 

Sampai hari ini, NII Crisis Center masih menerima laporan pengaduan dari masyarakat berbagai wilayah terkait korban NII, ada dari kalangan pelajar, mahasiswa dan kalangan umum. 

 

NII semakin licik dalam menjalankan aksinya. Mereka tidak lagi terang-terangan melakukan kegiatan yang berbau radikalisme, melainkan menyamar di balik organisasi sosial seperti yayasan yatim piatu atau usaha ekonomi. "Ini yang membuat sulit untuk mendeteksi keberadaan mereka," tambah Ken.

 

Ken menyampaikan jika pihaknya tidak menyalahkan siapapun, termasuk aparat dan pemerintah sebab saat ini gerakan NII lebih ke gerilya dengan membaur dimasyarakat, mereka menggunakan organisasi sosial seperti yayasan yatim piatu dan sentra usaha ekonomi seperti usaha seperti kuliner dan koperasi, tak nampak bahwa yang bersangkutan itu adalah seorang yang berpaham NII. 

 

"Jadi jangankan aparat dan pemerintah, kadang keluarga dan lingkungan terdekat saja tidak tahu kalau ada anggota NII di sekitarnya," tutup Ken. (*)