Densus Tangkap Tiga Terduga Teroris di Jateng, Ken Setiawan: Ancam Pilkada Serentrak dan Tahun Baru

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan.
Sumber :
  • Istimewa

Bandar Lampung, Lampung – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali berhasil membongkar jaringan teroris di Jawa Tengah. Dalam operasi gabungan bersama Satbrimobda Polda Jawa Tengah, Densus 88 mengamankan tiga terduga teroris beserta sejumlah barang bukti yang menguatkan dugaan keterlibatan mereka dalam aksi terorisme.

Polres Tanggamus Bongkar Praktik Judi Online dan Konvensional, 16 Tersangka Ditangkap

Dari tangan para tersangka, petugas mengamankan sejumlah barang bukti, seperti 20 senjata tajam, busur beserta anak panah, serta berbagai alat olahraga dan peralatan lain yang diduga digunakan untuk latihan. 

Selain itu, ditemukan juga 30 buku terkait jihad yang mengarah pada radikalisme, beberapa alat komunikasi, serta sejumlah spanduk yang mengandung propaganda radikal. Penemuan ini menunjukkan bahwa kelompok ini telah mempersiapkan diri untuk melakukan aksi teror.

Polres Lampung Selatan Gelar Rapat Koordinasi Natal dan Tahun Baru, 7 Pos Pengamanan Disiapkan

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengapresiasi Tim Densus 88 yang telah melakukan penegakan hukum terhadap para terduga teroris yang hendak melakukan aksi teror dan menyebarkan narasi provokasi lewat medis sosial.

"Mereka berusaha mengadu domba masyarakat dan memecah belah bangsa," kata Ken Setiawan, Rabu (6/11/2024).

Bawa Sabu, Dua Pengedar Sabu Ditangkap di Tanggamus, Satu Buron

Menurut Ken, memang tidak semua kelompok terorisme bertugas dilapangan dalam menebar aksi teror fisik, tapi ada juga teman segolongan mereka yang bertugas menebar teror dan melakukan pembelaan di media sosial, mereka mengaburkan dan menghilangan sejarah bangsa dengan berusaha menghancurkan budaya dan kearifan lokal nusantara serta mengadu domba antar anak bangsa dengan pandangan intoleransi dan isu sara.

"Kelompok teroris ini tidak hanya mengancam dengan aksi kekerasan fisik, tetapi juga menyebarkan propaganda radikal melalui media sosial," ujar Ken.

Halaman Selanjutnya
img_title