Haaretz: Pasukan Israel Membangun Infrastruktur Permanen di Gaza, Tanda Pendudukan Berkepanjangan
- Istimewa
Bandar Lampung, Lampung – Pasukan Zionis Israel (IOF) sedang memperluas pembangunan infrastruktur yang lebih permanen di Gaza, mengindikasikan niat mereka untuk mempertahankan kehadiran militer jangka panjang di wilayah tersebut.
Infrastruktur yang awalnya dibangun sebagai bagian dari upaya sementara selama perang, seperti jalan raya lebar, jaringan air dan listrik, serta pos-pos militer yang dilindungi, kini semakin menyerupai instalasi permanen yang menguatkan dominasi Israel atas Gaza.
Haaretz pada hari Rabu (13/11) melaporkan bahwa Zionis "Israel" sedang membangun infrastruktur yang luas di Gaza, yang menunjukkan niat untuk pendudukan yang berkepanjangan.
Menurut laporan tersebut, apa yang dulunya tampak sebagai pengaturan sementara masa perang—seperti jalan lebar, jaringan air dan listrik, dan pos-pos militer yang dibentengi—semakin menyerupai instalasi permanen.
Daerah seperti koridor Netzarim, tempat Pasukan Pendudukan Zionis Israel (IOF) mengambil alih kendali di awal perang, sedang mengalami transformasi besar, dengan jalan baru dan tempat persiapan yang besar menggantikan zona permukiman.
Pembangunan ini merupakan bagian dari apa yang digambarkan IOF sebagai upaya untuk mengamankan jalur logistik penting dan mencegah ancaman dari bangunan di dekatnya.
Haaretz mencatat bahwa upaya perluasan IOF mengingatkan kita pada penarikan pasukan Zionis "Israel" dari Gaza sebelum tahun 2005, ketika Zionis "Israel" mempertahankan kehadiran militer dan pemukim permanen di wilayah tersebut.
Sumber-sumber memberikan data yang menunjukkan pembentukan zona penyangga oleh IOF dan pembersihan wilayah Gaza utara, yang sekarang sebagian besar tidak dihuni warga sipil.
Sumber-sumber IOF mengindikasikan bahwa sekitar 20.000 warga sipil masih tinggal di Gaza utara, sebagian kecil dari populasi yang pernah tinggal di sana.
Laporan tersebut selanjutnya merinci pembangunan fasilitas berbenteng untuk pasukan IOF, lengkap dengan fasilitas seperti tempat tidur yang diperkuat, dapur untuk makan halal, dan ruang komando yang dilindungi.
Pasukan yang ditempatkan di sana dilaporkan menggambarkan kondisi yang lebih menyerupai pangkalan permanen daripada garis depan sementara, dengan seorang perwira mencatat adanya AC, area rekreasi, dan fasilitas jangka panjang lainnya.
"Kami tidur di kontainer yang diperkuat dengan stopkontak listrik, AC, dan segala hal lainnya, tempat itu lebih tinggi daripada sebagian besar pos terdepan tempat saya bertugas selama masa tugas saya," kata seorang perwira yang bertugas di akhir musim panas di sebuah pos terdepan dekat koridor Netzarim kepada Haaretz.
Dia mengatakan perasaannya adalah bahwa itu adalah garis depan lain di daerah perbatasan Gaza atau di Tepi Barat, bukan pengaturan sementara di zona bahaya.
"Kami berkeliling tanpa helm dan rompi keramik, dan bermain sepak bola di dalam pos," tambahnya.
"Kami memanggang daging di luar hampir setiap malam. Tidak ada perasaan berada di zona perang," kata dia.
Perbandingan dengan Pendudukan Sebelumnya
Haaretz juga mencatat bahwa upaya perluasan ini mengingatkan pada masa sebelum penarikan sepihak Israel dari Gaza pada 2005, ketika Israel mempertahankan kehadiran militer dan pemukiman permanen di wilayah tersebut.
Sumber dari IOF menyebutkan bahwa zona penyangga yang dibentuk dan proses pemindahan warga sipil Gaza dari wilayah utara ke selatan adalah bagian dari rencana jangka panjang untuk mengamankan wilayah yang lebih besar di Gaza.
Sekitar 20.000 warga sipil diperkirakan masih tinggal di Gaza utara, sebuah angka yang sangat kecil dibandingkan dengan populasi yang sebelumnya mendiami kawasan tersebut.
Laporan juga menyebutkan bahwa proses penghancuran bangunan di dekat fasilitas militer dan pemindahan penduduk ke wilayah selatan Gaza sedang berlangsung dengan cepat.
Kehidupan Pasukan IOF di Gaza: Pangkalan Permanen atau Garis Depan?
Selain pembangunan infrastruktur, Haaretz juga merinci kehidupan sehari-hari pasukan IOF yang ditempatkan di Gaza, yang menurut beberapa laporan semakin mirip dengan kehidupan di pangkalan militer permanen.
Pasukan Israel yang ditempatkan di zona-zona seperti koridor Netzarim melaporkan adanya fasilitas yang jauh dari kesan medan perang.
Mereka tinggal di kontainer yang dilengkapi dengan AC, listrik, dan fasilitas kenyamanan lainnya, seperti dapur khusus untuk makanan halal, sinagoga portabel, serta ruang perang yang dilindungi.
Salah satu perwira yang bertugas di kawasan tersebut mengungkapkan bahwa mereka tidur di kontainer yang lebih nyaman daripada banyak pos terdepan yang pernah ia tempati di masa lalu.
“Kami berkeliling tanpa helm dan rompi pelindung, bermain sepak bola di pos, dan memanggang daging di luar hampir setiap malam. Tidak ada perasaan berada di zona perang,” ujarnya.
Kekhawatiran Internasional dan Isu Perlindungan Warga Sipil
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) terus menyuarakan kekhawatiran tentang dampak dari operasi militer Israel terhadap warga sipil Gaza.
Meskipun AS terus menyediakan bantuan militer kepada Israel, pejabat AS dilaporkan telah mendesak pemerintah Zionis untuk memastikan bahwa penduduk sipil Gaza menerima perlindungan yang memadai selama konflik ini.
Sumber-sumber di IOF mengakui bahwa mereka sedang berupaya memindahkan penduduk Gaza dari wilayah utara ke selatan dan merobohkan bangunan-bangunan di sekitar pos militer.
Upaya ini dilihat sebagai bagian dari strategi untuk mengamankan jalur logistik dan memperkuat posisi di Gaza dengan membangun infrastruktur yang lebih tahan lama.
Tanda Pendudukan Berkepanjangan
Dengan pembangunan infrastruktur yang terus berkembang dan penguatan posisi militer di Gaza, IOF dilaporkan berencana untuk mempertahankan empat wilayah utama di Gaza, termasuk kawasan-kawasan strategis seperti koridor Netzarim dan Philadelphi.
Seorang perwira IOF mengungkapkan bahwa pengembangan ini mengindikasikan bahwa kehadiran militer Israel di Gaza tidak hanya untuk tujuan jangka pendek.
Menurut laporan tersebut, infrastruktur yang dibangun, seperti perluasan jalan, koridor logistik, dan zona penyangga, memperlihatkan bahwa IOF berencana untuk tetap bertahan hingga tahun 2026, meskipun pihak Israel menolak untuk mengonfirmasi niat mereka untuk melakukan pendudukan yang berkepanjangan.
Gambar satelit yang diambil dari kawasan tersebut juga menunjukkan kerusakan yang signifikan akibat operasi militer, yang membagi koridor Netzarim menjadi bagian utara dan selatan, serta menggambarkan perubahan besar dalam lanskap wilayah tersebut.
Sebagai kesimpulan, meskipun ada penolakan publik terhadap klaim pendudukan permanen, langkah-langkah yang diambil oleh pasukan Israel di Gaza menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka berencana untuk mempertahankan kehadiran militer dan memperkuat posisi mereka di wilayah yang telah lama menjadi sumber ketegangan ini.(*)
Sumber : www.islamtimes.com