IJTI Gelar Konsolidasi Nasional Bahas Tantangan Jurnalisme di Era AI
- Istimewa
Bandar Lampung, Lampung – Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) sukses menggelar Konsolidasi Nasional di Menara Peninsula Hotel, Jakarta Pusat. Acara yang dihadiri ratusan jurnalis televisi dari berbagai daerah ini membahas isu krusial seputar jurnalisme di era kecerdasan buatan (AI).
Dengan mengusung tema “Jurnalisme Positif, Eksistensi TV Berita, dan Kemerdekaan Pers di Era AI”, konsolidasi ini menjadi wadah bagi para jurnalis untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam menghadapi tantangan teknologi yang semakin kompleks.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, dalam sambutannya menyoroti potensi disinformasi yang semakin meningkat, terutama menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) November mendatang.
Teknologi seperti deepfake menjadi ancaman serius bagi integritas informasi. "AI dapat menjadi solusi untuk menangkal disinformasi," tegas Nezar.
Ia mencontohkan pemanfaatan AI untuk pengecekan fakta, analisis disinformasi, dan otomatisasi konten.
Nezar Patria juga menyarankan agar media menerapkan model bisnis multiplatform dan fokus pada jurnalisme mendalam.
"Dengan meningkatkan kualitas konten, media dapat menarik lebih banyak pelanggan," ujarnya.
Ketua IJTI, Herik Kurniawan, menekankan pentingnya bagi jurnalis untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
"AI menawarkan kemudahan, namun juga tantangan. Kita harus siap menghadapinya," ujarnya.
Senada dengan Herik, Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, mengapresiasi inisiatif IJTI dalam menggelar konsolidasi ini.
"IJTI telah menunjukkan komitmen kuat terhadap kemerdekaan pers dan adaptabilitas di era digital," puji Ninik.
Konsolidasi Nasional IJTI menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat jurnalisme Indonesia di tengah disrupsi teknologi. Para peserta sepakat bahwa kolaborasi dan peningkatan literasi digital menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan di era AI.(*)