Warga Anak Tuha Lampung Tengah Mulai Mengurus Tali Asih dan Izin Memanen Tanaman
- Istimewa
Lampung Tengah – Sejumlah warga dari tiga kampung di Kecamatan Anak Tuha telah mulai mendatangi Posko Kelompok Kerja (Pokja) Forkopimda untuk menerima bantuan tali asih serta izin untuk memanen tanaman mereka yang tumbuh di lahan milik PT Bumi Sentosa Abadi (PT BSA).
Perusahaan tersebut telah menyediakan dana sebanyak Rp 2,5 miliar sebagai kompensasi untuk tanaman yang dimiliki warga yang telah dibersihkan oleh PT BSA.
Salah seorang warga yang bernama Apan mengungkapkan bahwa ia telah mendatangi Posko Pokja Forkopimda untuk meminta bantuan dalam memanen tanaman yang berada di tengah lahan milik PT BSA. Ia menjelaskan bahwa karena kebunnya terletak di tengah lahan tersebut, ia mengalami kesulitan dalam mengangkut hasil panen.
"Saya punya area di tengah kebun, jadi saya minta bantuan untuk panen terlebih dahulu. Alhamdulillah, nanti akan dibantu," katanya pada hari Minggu (24/9).
Warga lainnya, seperti Riswanto, juga telah mendatangi Posko Pokja untuk mengurus kebun yang dikelolanya. Riswanto membawa sertifikat tanah atas kebunnya untuk diverifikasi oleh tim Pokja.
"Iya, saya sudah datang ke posko (Pokja) untuk mengurus kebun saya yang berada di tengah. Semoga segera diverifikasi," katanya.
Sementara itu, Riski Febrianto, seorang warga dari Negara Aji Tua, menjelaskan bahwa ia mendatangi posko Pokja untuk melakukan konfirmasi terkait tanah miliknya yang berbatasan dengan lahan PT BSA.
"Tanah saya berbatasan langsung dengan PT, jadi saya datang ke sini untuk mengkonfirmasi agar tidak ada miskomunikasi terkait ambil ahli lahan itu," ujarnya.
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Lampung, Komisaris Besar (Kombes) Reynold Hutagalung, mengatakan bahwa situasi pengolahan lahan oleh perusahaan tersebut berlangsung kondusif.
"Pengamanan berlangsung kondusif sampai saat ini," ujarnya.
Menurutnya, berdasarkan data lapangan, para petani telah mulai memanen tanaman mereka secara swadaya.
“Dominan yang menjelang masa panen atau sudah berjalan beberapa bulan tanam, mereka minta izin untuk memanen sendiri,” tambah Reynold.
Dari data yang diterima oleh posko Pokja, hingga saat ini ada sebanyak 27 warga yang telah datang dan memberikan informasi tentang lokasi penanaman dan jumlah tanaman mereka sebagai pengganti tali asih. (hum/pol)