Literasi Informasi Jadi Senjata Utama Lawan Hoaks di Lampung

Ketua FJPI Lampung, Vina Oktavia
Sumber :
  • Foto Dokumentasi Riduan

Lampung – Di tengah derasnya arus informasi digital, Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Lampung, Vina Oktavia, menyerukan pentingnya literasi informasi untuk melawan gelombang hoaks yang kian mengkhawatirkan. 

Pilkada Metro Lampung: Wahdi Tetap Maju, Qomaru Zaman Dicoret dari Kontestasi

 

Mengusung tema "Memilah Informasi di Ruang Digital," Vina membagikan wawasan mengenai realitas yang dihadapi masyarakat dalam menangkal misinformasi dan disinformasi, terutama menjelang Pemilu 2024.

Dialog Damai Harmoni Jelang Pilkada Serentak, Densus 88 Hadirkan Ken Setiawan

 

Dalam Sosialisasi Peningkatan partisipasi Masyarakat Warganet (Netizen) pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2024 disampaikan Vina. 

Jelang Akhir Masa Kampanye, PDIP Lampung Minta Masyarakat Awasi Netralitas ASN-Polri

 

Berdasarkan data terbaru dari Litbang Mafindo, sepanjang Januari hingga Juni 2024, tercatat 2.119 temuan hoaks. 

 

Sebanyak 31,6 persen di antaranya berkaitan dengan politik, menandakan adanya hubungan erat antara agenda politik dan penyebaran informasi palsu. 

 

“Hoaks politik ini terus mendominasi setiap bulan, menunjukkan urgensi literasi digital yang baik bagi masyarakat,” kata Vina, Selasa (12/11/2024). 

 

Selain itu, Vina menyoroti tantangan khusus yang dihadapi perempuan dalam pesta demokrasi. Banyak perempuan masih terkekang oleh budaya patriarki yang menempatkan politik sebagai domain laki-laki. 

 

Minimnya pendidikan politik dan kebijakan diskriminatif juga memperparah kondisi ini. 

 

"Perempuan sering menjadi target misinformasi, dengan isu-isu sensitif seperti seksualitas dan moralitas yang dimanfaatkan untuk menjatuhkan," tambahnya.

 

Fenomena homeless media turut menjadi sorotan. Media ini, yang hanya mengandalkan platform media sosial tanpa situs web resmi, berisiko menyebarkan informasi tanpa kode etik jurnalistik. 

 

“Homeless media tidak hanya rawan menyebarkan hoaks, tetapi juga kerap dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok tertentu,” jelas Vina, mengutip hasil riset Remotivi 2024.

 

Dalam menghadapi tantangan ini, Vina memberikan tips praktis: berpikir kritis, memeriksa keaslian sumber, dan menggunakan alat verifikasi seperti cekfakta.com. 

 

"Literasi informasi adalah benteng pertahanan kita di era digital," ujarnya. 

 

“Menyaring informasi dengan bijak adalah langkah kecil yang berdampak besar. Saat Anda berhenti menyebarkan hoaks, Anda sedang membantu menjaga integritas demokrasi kita," pungkasnya. (*)