Deklarasi Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia, Tingkatkan Kontribusi Lewat Ilmu dan Pengabdian

Nyai Hj. Siti Mahmudah, dosen UIN Raden Intan.
Sumber :
  • Istimewa

Acara ini terselenggara atas kerjasama KUPI dengan Majlis Dzikir Pikir Puser Bumi Cirebon, dan bersifat terbatas, hanya untuk tamu undangan, mengingat keterbatasan kapasitas tempat. Namun, acara ini akan disiarkan secara live streaming melalui kanal daring resmi KUPI dan dapat diikuti oleh publik secara luas. 

Sebulan Berlalu, Pembunuh Bocah 10 Tahun di Tulang Bawang Masih Buron

Komunitas dari lima lembaga penyangga KUPI, yakni Fahmina, Rahima, Alimat, Gusdurian, dan Aman Indonesia didorong untuk menyelenggarakan nonton bareng (nobar) secara berjamaah di wilayah masing-masing, serta menghidupkan semangat deklarasi ini melalui kegiatan lokal di komunitas mereka.

Deklarasi ini baik secara offline maupun online merupakan ajakan kepada seluruh komponen bangsa, khususnya para pecinta ilmu dan pengabdi kemanusiaan yang pernah berguru atau terinspirasi dari sosok perempuan, untuk menjadikan Bulan Mei sebagai gerakan kultural tahunan: Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia.

Tiga Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung Raih Medali di Kejuaraan Pencak Silat IPSI Lampung Open 2 2025

Setiap komunitas, lembaga, maupun individu di seluruh Indonesia didorong untuk menyelenggarakan kegiatan lokal seperti doa bersama, tawassul, pembacaan puisi, diskusi, atau aksi sosial yang menghidupkan kembali warisan ilmu, dakwah, pengabdian, dan keberpihakan ulama perempuan di lingkungan masing-masing. 

Gerakan ini bertujuan memperkuat memori kolektif umat terhadap kiprah dan peran para guru dan alimah yang kerap tak tercatat dalam sejarah resmi, namun berpengaruh besar dalam membentuk kesalehan sosial dan spiritual masyarakat.

Kompol Yani Deviyanti Resmi Purna Bakti: Akhiri Pengabdian Legendaris Sebagai Polwan Pertama Polres Lampung Selatan

Untuk itu, komunitas-komunitas baik yang tergabung dalam jaringan KUPI maupun masyarakat luas didorong untuk mendokumentasikan dan menarasikan nama-nama ulama perempuan di wilayahnya, baik nyai pesantren, ustadzah, guru ngaji, penggerak dakwah, pendidik, maupun pelopor pemberdayaan umat.

Sebagai contoh, nama-nama seperti Syarifah Mudaim, Syarifah Fathimah al-Baghdadi, Nyai Mas Gandasari, dan Ratu Subanglarang adalah jejak ulama perempuan dari wilayah Cirebon, yang membuktikan betapa kaya warisan lokal yang selama ini tersembunyi. 

Halaman Selanjutnya
img_title