Sejarah Orang Jawa Transmigrasi Ke Lampung

Transmigrasi dari Jawa ke Lampung
Sumber :
  • https://images.app.goo.gl/aYNj6DomB3LPtP78A

Lampung – Pada zaman Hindia Belanda orang Jawa ditansmigrasi oleh Kolonial Belanda ke Lampung. Transmigrasi bertujuan mengurangi kepadatan penduduk di daerah Jawa terutama di daerah Purwokerto. Pada November 1905  sebagian orang Jawa mengarungi lautan Selat Sunda sampai ke pelabuhan kecil di Teluk Betung. Mereka menginjakkan kaki di Sumatera di daerah Keresidenan Lampung. Pelabuhan tempat mendaratnya orang Jawa yaitu di Gudang Lelang Teluk Betung daerah itu kini menjadi Pasar Ikan.

Pj Bupati Mesuji Hadiri Rakornas Transmigrasi serta Terima Penghargaan Kemendes PDTT

Dari Gudang Lelang Teluk Betung orang Jawa berjalan kaki ke Gedong Tataan selama 2 hari belum ada kendaraan bermotor dan mobil. Terdapat  815 orang yang trasnmigrasi terdiri atas 155 kepala keluarga beserta anggota keluarganya. Saat sampai di Lampung daerah-daerah yang mereka lalui masih sepi. Hari-hari berat pun menghadang, Mereka terkadang harus bermalam dijalan lokasi tempat Mereka menginap di daerah Negeri Sakti yang kini terdapat rumah sakit jiwa di dekatnya.

Esoknya Mereka melanjutkan perjalanan hingga tiba daerah yang dituju, setelah itu barulah membuka lahan. Setengah hari bekerja mengurus lahan untuk kepentingan pemerintah Belanda dan setengah harinya untuk mengurus ladang Mereka sendiri.

Prancis Vs Belanda, Kylian Mbappe Rayakan Brace

Pemerintah Kolonial Belanda tidak lupa memodali bola besi berdiameter 50 cm untuk merobohkan pepohonan. Pada angkatan pertama Mereka membuka kebun karet di daerah Gedong Tataan. Sebelum mempunyai rumah dan membuat kampung orang-orang untuk sementara transmigrasi dari Jawa tinggal disebuah bangunan yang disebut Bedeng.

Bedeng itu sekarang sudah menjadi bagian tangsi TNI letaknya tak jauh dari museum. Tansmigrasi dari Jawa membangun kampung pertama didekat museum. Kampung itu diberi nama Bagelen, nama itu diambil dari asal orang Jawa itu berasal dari daerah Purworejo.

Belanda Lanjut ke Babak Perempat Final Piala Dunia 2022

Desa Bagelen sekarang termasuk di daerah Gedong Tataan Kab. Pesawaran. Setelah itu datang lagi beberapa gelombang orang Jawa yang datang ke Kresidenan Lampung dari beberapa daerah yaitu Banyumas, Kediri, dan Tulung Agung. Hampir setiap tahun ada transmigran baru dari Jawa. Menurut data yang ada di museum terdapat 50.106 kepala keluarga dan 260.301 Orang telah dipindahkan oleh Kolonial Belanda ke Keresidenan Lampung.

Pada 1911 dibangun 5 desa inti semua disini diatur seperti sistem yang ada di Jawa. Kolonial Belanda membangun sarana irigasi salah satu yang masih tersisa di desa Raja Resuk Kabupaten Pringsewu. Dibangun juga poliklinik kesehatan dan sekolah dasar yang hanya mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung dengan nama Bagelan School. Selain daerah Gedong Tataan daerah Tanggamus juga menjadi tujuan transmigrasi dari Jawa.

Pada tahun 1939 puluhan ribu transmigrasi dari Pulau Garam Madura juga transmigrasi ke Lampung. Setelah Gedong Tataan penuh maka transmigrasi dipindahkan ke tempat lain yang tidak jauh dari tempat tersebut. Pilihan yaitu di hutan Sukadana yang melahirkan kota metro. Sebagian transmigrasi dipindahkan ke daerah Pringsewu.

Pada tahun 1952 pemerintah Indonesia mengirim orang orang dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Bali, ke Lampung yang di tempatkan di daerah Sekampung, Banjit, Purbolinggo, dan Pekalongan. Total transmigrasi dari tahun 1952 -1968 ialah 503.168 kepala keluarga dan 220.135 Orang.

Terdapat beberapa nama tempat di Jawa yang menjadi nama desa di Lampung seperti Pringsewu, Pagelaran, Abarawa, Pardasuka, Gading Rejo, Sukoharjo, Adiluwih, Banyumas dan Pagelaran Utara. Pada Metro ada  Bantul, Ganjar Agung, Yosodadi, Hadimulyo, Banjar Sari, Karang Rejo, Mulyo Jati, Rejo sari, Rejo Mulyo, Sumber sari, dsb.

Jadi setelah adanya trenasmigrasi terdapat beberapa daerah yang tinggal di Lampung seperti dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Sumatera Utara, Padang, Lampung, dsb. Penduduk transmigrasi yang ada di Lampung menggunakan bahasa daerahnya masing-masing untuk berkomunikasi.