Kapolres Lampung Selatan Sambangi Kakek Sebatang Kara di Rumah Tak Layak Huni, Beri Bantuan di Bulan Ramadhan

Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin kunjungi Kakek Sokim.
Sumber :
  • Lampung.viva

Lampung Selatan, Lampung – Kapolres Lampung Selatan, AKBP Yusriandi Yusrin, bersama jajaran Polsek Penengahan mengunjungi kediaman Kakek Sokim (93) yang sudah puluhan tahun hidup sebatang kara tinggal di rumah reot tak layak huni dan tanpa listrik di Dusun 10 Sumberjaya, Desa Karangsari, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan.

Polres Lampung Selatan Luncurkan Kampanye "Mudik Aman, Keluarga Nyaman" untuk Lebaran 2025

 

Kapolres merasa terpanggil setelah menerima kiriman video melalui pesan WhatsApp pribadi yang memperlihatkan kondisi ekonomi Kakek Sokim yang sangat memprihatinkan.

Polres Lampung Selatan Siapkan Layanan 110 untuk Pengamanan Arus Mudik 2025

 

Melihat video berdurasi kurang lebih 2 menit tersebut, Kapolres langsung mencari tahu alamat Kakek Sokim untuk dikunjungi.

Polres Lampung Selatan Berbagi Kebahagiaan dengan Tukang Becak dan Lansia di Panti Jompo

 

Selama puluhan tahun tinggal di rumah gubuk reot dengan penerangan seadanya berupa lampu sumbu, Kakek Sokim tetap bersyukur karena masih bisa beraktivitas dan warga sekitar masih mau berbagi makanan dengannya.

 

Setiap harinya, Kakek Sokim mendapat makanan yang diantarkan oleh warga. Bahkan, makanannya sering diawetkan hingga 3 hari.

 

Tempat tidur Kakek Sokim sangat sederhana, hanya beralaskan kayu dan tidur bersama ayam peliharaannya. Jika hujan, air masuk ke bawah tempat tidur.

 

"Saat sampai di lokasi, kami bersama jajaran melihat langsung kondisi Kakek Sokim yang memang sangat memprihatinkan. Ini merupakan kegiatan kami Polres Lamsel selama Bulan Ramadhan. Selain mengunjungi Kakek Sokim, kami juga memberikan bingkisan sembako kepada beberapa janda tua di dusun ini. Mudah-mudahan apa yang kami berikan dapat membantu kecukupan pangan selama bulan Ramadhan," kata Kapolres AKBP Yusriandi Yusrin.

 

Di usianya yang senja, Kakek Sokim hanya mengandalkan belas kasihan warga untuk menyambung hidupnya.

 

Di dusun terpencil ini, terdapat sebuah musholla yang kondisinya sangat memprihatinkan, terbuat dari kayu papan dan sudah miring. 

 

Warga sekitar sangat mengharapkan bantuan pemerintah untuk musholla tersebut, karena digunakan sehari-hari untuk salat 5 waktu dan tarawih.

 

Kakek Sokim mengaku puluhan tahun tinggal di rumah reot tanpa perhatian pemerintah. Rumah gubuk berukuran 4x5 meter itu penuh dengan sampah kotor dan pakaian bekas tak layak huni. 

 

Sebagian dinding bocor, sehingga saat hujan, Kakek Sokim tidur dalam keadaan basah kuyup dan kedinginan.

 

"Kalau hujan basah ya basah, Pak, karena atap dan dinding sudah banyak bocor. Mau diperbaiki, kondisi badan sudah tidak mampu lagi, ini jalan saja susah, Pak, kaki bengkak, keuangan juga tidak ada. Ya harapan saya ada bantuan untuk memperbaiki rumah ini, Nak, karena kalau hujan, hampir semuanya basah," harapnya. (*)