Bakal Calon Rektor Unila Jalani Tes Kejiwaan

Universitas Lampung (Unila) akan Menggelar Pemilihan Rektor
Sumber :
  • Antara

Bandarlampung, Lampung- Sebanyak 7 bakal calon rektor Universitas Lampung (Unila) hari ini mengikuti tes ujian kejiwaan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Daerah Provinsi Lampung, Senin (21/11/2022).

Lima Peserta Diksar Mahepel Unila Diperiksa Polda Lampung sebagai Saksi Dugaan Kekerasan

Ke tujuh peserta tersebut Prof. Ir. Suharso. PhD, kemudian Prof. Dr. dr. Asep Sukohar. Sked.Mkes, lalu Prof. Dr. Ir. Murhadi. MSi, Prof. Dr. Hamzah. SH. MH, Prof. Dr. Ir.lusmeilia Afriani. DEA, Dr. Nairobi. S. E. M. Si dan Dr. Marselina. S. E. MPM.

"Tes kejiwaan tadi dimulai sekitar pukul 09:00 hingga 13:00 WIB. Karena selama 4 jaman mereka tesnya," ujar Humas RSJ Daerah Provinsi Lampung, David, saat dikonfirmasi. Menurutnya, soal yang diberikan Psikotes sama soal Minnesota Multiphasic Personality Inventor (MMPI) kejiwaan yang merupakan tes psikologi untuk mengidentifikasi psikopatologi pada calon petugas.

Dosen FH Unila Desak Polda Lampung Usut Tuntas dan Kasus Kematian Pratama Wijaya Kusuma

"Nah untuk berapa nilai ambang batas peserta itu lolos, itu dokter yang harus menjelaskan. Karena saya sendiri tidak paham," ucap dia.

Ia juga mengaku, yang bertanggungjawab atas tes ke tujuh peserta itu ada di dr. Tendri Septa, SpKJ (K), karena ia sebagai Ketua tim pemeriksa.

Keluarga Korban Diksar Mahepel Unila Laporkan Dugaan Kekerasan ke Kemenkumham Lampung

"Untuk hasil tes peserta, itu biasanya yang mengambil panitia tesnya, kita juga tidak tahu hasil tesnya lulus atau tidak, karena langsung panitia tes yang mengambil," tandasnya.

Sementara, Perwakilan Tim Psikolog RSJ Lampung Sri Astuti menjelaskan,  pelaksanaan tes dibagi menjadi dua jenis yakni Power Test dan Speed Test. Setelah itu, seluruh kandidat bakal calon rektor akan melakukan tes wawancara dengan dr. Tendry Septa, Sp.KJ(K)., selaku Psikiater.

“Rangkaian tes inventory dan proyeksi ini dilakukan untuk mengukur indikasi gangguan jiwa, mengukur sikap kerja, sekaligus kepribadian,” ujar Sri Astuti.

Rektor Unila dan kelompoknya ditangkap KPK, Ini kasusnya