Banyak Petahana di Lampung Tumbang Karena Kinerja dan Strategi Kampanye yang Tidak Efektif

Pengamat politik UIN Lampung, Dr. Fathul Mu'in.
Sumber :
  • Istimewa

Menurut Sekretaris Prodi Hukum Tatanegara UIN Raden Intan Lampung tersebut, salah satu alasan utama adalah ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja petahana. 

Pesan Teduh Ustaz Adi Hidayat: Ajak Masyarakat Doakan Pilkada Serentak yang Damai dan Berkah

Kemudian, ketidakmampuan untuk memenuhi janji kampanye, pelayanan publik yang dianggap buruk, atau kebijakan yang tidak populer sehingga menyebabkan menurunnya kepercayaan publik. 

"Selain itu, kehadiran penantang yang lebih menarik, baik dari segi popularitas maupun strategi kampanye yang efektif, juga menjadi faktor signifikan," kata pegiat Lampung Demokrasi Studies tersebut.

Dialog Damai Harmoni Jelang Pilkada Serentak, Densus 88 Hadirkan Ken Setiawan

Doktor hukum itu menambahkan, dinamika politik lokal seperti konflik internal partai, lemahnya koalisi, atau pergeseran dukungan politik turut melemahkan posisi petahana. 

Faktor eksternal seperti isu nasional atau global, seperti situasi ekonomi juga dapat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan petahana. Tidak jarang, muncul pula sentimen di kalangan masyarakat yang merasa jenuh dengan kepemimpinan petahana dan menginginkan perubahan. 

Dominasi dan Persaingan, Prediksi Lengkap Pilkada 2024 di Setiap Wilayah Lampung

Semua faktor ini menunjukkan bahwa kekalahan petahana dalam Pilkada adalah hasil dari interaksi kompleks antara kinerja individu, strategi lawan, dan dinamika sosial-politik yang lebih luas. 

"Di Lampung ini mayoritas gubernur hanya memimpin satu periode. Di beberapa kabupaten/kota juga demikian. Maka kalau mau dipilih lagi kedepan kinerjanya harus bagus," tegasnya.(*)