Ken Setiawan: Intoleransi Adalah Pintu Masuk Ekstremisme, Ajak Remaja Pegang Teguh Pancasila

Ken Setiawan beri materi Ekstremisme di MAN 2 Bandar Lampung.
Sumber :
  • Istimewa

Bandar Lampung, Lampung – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Lampung terus berupaya mencegah tumbuhnya paham radikalisme dan ekstremisme di kalangan generasi muda. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggelar sosialisasi di MAN 2 Bandar Lampung pada Kamis (12/12/2024).

Polisi Gagalkan Aksi Tawuran Remaja di Bandar Lampung, Lima Orang Diamankan Sajam Disita

 

Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional, Christian Thalolu, ini dihadiri sekitar 200 siswa dan guru. 

Nekat Rampas Motor Ojol, Remaja 19 Tahun di Bandar Lampung Hampir jadi Bulan-bulanan Warga

 

Narasumber utama dalam kegiatan ini adalah Ken Setiawan, Kepala Bidang Pemuda dan Pendidikan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Lampung.

Satu Pelaku Pengeroyokan Pelajar SMP di Bandar Lampung Akhirnya Menyerahkan Diri

 

Ken Setiawan, yang memiliki pengalaman pribadi dengan radikalisme, memberikan pemahaman mendalam tentang bahaya ekstremisme. Menurutnya, intoleransi adalah pintu masuk utama bagi paham radikal. 

 

"Intoleransi, merasa paling benar, dan merasa paling bisa adalah ciri khas dari orang-orang yang mudah terpapar radikalisme," ujar Ken.

 

Ia juga menyoroti peran media sosial yang semakin memudahkan penyebaran informasi yang tidak benar dan provokatif. 

 

"Usia remaja yang sedang mencari jati diri sangat rentan terpengaruh oleh konten-konten negatif di media sosial," tambahnya.

 

Sebagai solusi, Ken mengajak para siswa untuk kembali kepada nilai-nilai Pancasila, terutama sila pertama yang mengajarkan tentang Ketuhanan Yang Maha Esa. 

 

"Dengan memahami bahwa kita semua adalah saudara sebangsa dan setanah air, maka kita akan mampu hidup berdampingan dengan damai dalam keberagaman," tegasnya.

 

Ken juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. "Jika kita sudah mampu memanusiakan manusia, maka kita akan mudah bersatu dan bergotong royong dalam membangun bangsa," ujarnya.

 

Di akhir acara, Ken memberikan buku berjudul "TUHAN KITA SAMA" kepada para peserta sebagai bahan bacaan tambahan. Selain itu, ia juga memberikan e-book secara gratis untuk memperluas jangkauan pesan-pesan positif yang disampaikan.(*)