Penyakit yang Dapat Dideteksi Melalui Bau Badan
- iStockphoto
VIVA Lampung, Kesehatan – Seringkali bau badan dikaitkan dengan kurangnya kebersihan, tetapi apakah itu bisa menjadi tanda awal penyakit? Para ahli percaya bahwa banyak penyakit mematikan dapat didiagnosis melalui bau.
Studi telah menunjukkan bahwa beberapa penyakit memiliki "jejak napas" mereka sendiri, yang dapat dianggap sebagai biomarker untuk diagnosis dini kondisi tersebut.
Bau badan terjadi ketika bakteri bercampur dengan keringat. Bau badan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti hormon, pola makan, obat-obatan tertentu, dan kondisi kesehatan yang mendasarinya. Faktor lain yang mempengaruhi bau badan adalah kelembaban, genetika, kelebihan berat badan, dan olahraga.
Para peneliti telah menemukan bahwa perubahan hormonal seperti menstruasi dan ovulasi juga menyebabkan perubahan dalam bau badan.
Bagaimana penyakit mempengaruhi bau badan?
Menurut para ahli, ketika seseorang menderita penyakit, cara tubuh mereka bekerja berubah. Perubahan dalam berbagai proses biokimia dapat menyebabkan produksi molekul volatil kecil di dalam tubuh, yang kemudian diangkut oleh darah melalui tubuh. Tubuh kemudian mengeluarkannya melalui napas, urine, dan keringat.
"Menurut literatur ilmiah, ada bukti bahwa aroma dapat mengandung penanda untuk kanker paru-paru, kanker payudara, diabetes, melanoma, dan lainnya," kata Yehuda Zeiri, seorang insinyur biomedis di Universitas Ben-Gurion Kiryat Bergman Campus di Be'er-Sheva, Israel, dikutip dari Medical daily, Jumat (26/05/2023)
Dilansir dari Medical daily, berikut beberapa penyakit yang dapat terdeteksi melalui bau badan:
Ini adalah gangguan hipertensi yang terjadi selama kehamilan. Komplikasi ini biasanya dimulai setelah 20 minggu kehamilan pada wanita yang sebelumnya tidak memiliki masalah tekanan darah.
Kondisi ini meningkatkan kadar protein dalam urine yang menunjukkan kerusakan ginjal dan tanda-tanda kerusakan organ lain. Jika tidak diobati, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi bagi ibu hamil dan janin yang belum lahir bahkan bisa berakibat fatal.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2016, preeklamsia dapat terdeteksi menggunakan "breath print" ibu hamil dengan akurasi 84%.
Kanker Paru-paru
Kanker paru-paru terjadi ketika sel-sel di paru-paru tumbuh secara abnormal. Studi telah menunjukkan bahwa kanker paru-paru dapat terdeteksi pada tahap awalnya hanya dengan menggunakan tes napas sederhana yang disebut Na-Nose.
Para pengembang teknologi ini berharap dapat memperluas penggunaannya untuk mendeteksi tanda-tanda awal penyakit serius lainnya seperti Parkinson, penyakit ginjal, penyakit hati, Alzheimer, dan multiple sclerosis.
Gagal ginjal adalah kondisi kesehatan serius yang terjadi ketika satu atau kedua ginjal berhenti berfungsi. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi medis seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi. Para peneliti telah menemukan bahwa amonia dalam napas dapat menandakan gagal ginjal.
Berdasarkan temuan ini, ilmuwan dari University of Illinois telah mengembangkan alat sekali pakai yang dapat mendeteksi "breath print" gagal ginjal.
"Dalam pengaturan klinis, dokter menggunakan instrumen berukuran besar, seukuran meja besar, untuk mendeteksi dan menganalisis senyawa-senyawa ini. Kami ingin memberikan sensor chip murah kepada pasien sehingga mereka dapat menggunakannya dan membuangnya," kata Ying Diao, yang memimpin tim yang mengembangkan teknologi ini, dalam siaran pers.
Diabetes
Studi telah menunjukkan bahwa orang dengan diabetes memiliki bau buah-buahan. Bau buah-buahan ini disebabkan oleh ketoasidosis yang disebabkan oleh penggunaan insulin yang tidak memadai atau tidak efisien dalam tubuh. Kondisi fatal ini menyebabkan tubuh membakar lemak untuk bahan bakar.
Ketika hati pasien berhenti berfungsi atau melambat, beberapa toksin dan kontaminan terakumulasi dalam urine, keringat, dan napas. Bau ikan mentah terkait dengan gagal hati. (md)