Menteri ESDM Jelaskan Alasan Jokowi Izinkan Ekspor Pasir Laut

Menteri ESDM Jelaskan Alasan Izinkan Ekspor Pasir Laut
Sumber :
  • Instagram @kesdm

VIVA Lampung, NasionalMenteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, memberikan penjelasan mengenai izin ekspor pasir laut yang diberikan oleh Presiden Jokowi.

Pesta Sekura Cakak Buah Budaya Warisan Nenek Moyang Khas Lampung Barat

Menurutnya, pasir laut yang diekspor adalah hasil dari sedimen atau pengendapan. Sedimen ini menyebabkan pendangkalan yang membahayakan alur pelayaran.

Arifin Tasrif menjelaskan bahwa terjadi pendangkalan di saluran-saluran tambang yang mengganggu alur pelayaran. Oleh karena itu, menurutnya, tidak ada masalah terkait dibukanya kembali ekspor pasir laut.

Pemkot Bandar Lampung Hentikan Aktivitas Pembangunan PT HKKB di Eks Hutan Kota

"Karena sedimen itu kan bikin pendangkalan alur pelayaran dan membahayakan alur pelayaran," ujar Arifin Tasrif pada Rabu, 31 Mei 2023.

“Nah itu supaya dapat menjaga alur pelayaran maka didalami lagi (salurannya). Sedimen tersebut yang lebih bagus dilempar keluar daripada ditaruh tempat kita juga,” lanjutnya.

PKBM Oase Gelar Kegiatan Berbagi Praktik Baik Mengenai Pengelolaan Sampah Plastik

Arifin Tasrif tidak menyangkal bahwa ekspor pasir laut dapat merusak lingkungan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya, Kementerian ESDM akan bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mencegah dampak buruk pada lingkungan.

Terkait lokasi pengambilan pasir laut, Arifin mengatakan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki data mengenai hal tersebut.

Arifin menjelaskan bahwa pendangkalan kedalaman mengakibatkan kapal-kapal besar dengan nilai ekonomis tinggi mengalami keterbatasan. Akibatnya, kapal-kapal besar tidak dapat melintas dan pengusaha harus mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk pengangkutan.

Arifin belum memiliki perhitungan ekonomi mengenai potensi ekspor pasir laut Indonesia. Namun, ia menganggap bahwa pengendapan tersebut membahayakan pelayaran. Jika sedimen tersebut dikeruk, tentu akan ada biaya tambahan.

"Kalau itu mengendap, jadi apa? Sedimen saja serta membahayakan alur pelayaran. Kan dikeruk ada ongkosnya, ada nilainya juga dong. Makanya ada yang mau nggak? Supply-demand pasti ada. Singapura pasti butuh (impor pasir laut)," tutupnya.