Jejak Kesederhanaan dan Ketulusan AKP (Anumerta) Lusiyanto: Polisi Bersahaja yang Gugur dalam Tugas

Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto saat membagikan takjil
Sumber :
  • Foto dokumentasi istimewa (Polda Lampung)

Lampung – Kepergian AKP (Anumerta) Lusiyanto, Kapolsek Negara Batin yang menjadi salah satu korban penembakan dua prajurit TNI AD saat penggerebekan sabung ayam di Way Kanan, meninggalkan luka mendalam. 

MBG Dorong Generasi Sehat, Cerdas, dan Bebas Stunting di Lampung

 

Bukan hanya bagi keluarga, namun juga masyarakat yang mengenalnya sebagai pribadi sederhana, religius, dan dekat dengan warga.

Satlantas Polresta Bandar Lampung Bagikan Bendera dan Imbau Keselamatan Lalu Lintas

 

Sosok almarhum dikenal luas karena pembawaannya yang bersahaja. 

Rail Clinic dan Klinik Mediska KAI Divre IV Tanjungkarang Hadirkan Layanan Kesehatan Langsung ke Masyarakat

 

Meskipun menyandang pangkat perwira, Lusiyanto tak berubah—tetap tinggal di rumah kecil di gang sempit, dengan pagar bambu dan motor tua sebagai kendaraan sehari-hari.

 

“Rumahnya sangat sederhana, motornya juga motor lama. Tapi beliau selalu rendah hati dan dekat dengan warga,” ungkap Wati, salah satu tetangganya.

 

Lusiyanto lahir di OKU Timur, Sumatera Selatan, pada 5 Juni 1972. Ia mengawali pengabdian di Kepolisian setelah lulus dari Sekolah Bintara Polri tahun 1993. 

 

Kariernya menanjak secara konsisten: dari Polsek Lampung Barat, Polsek Kota Agung, Pringsewu, hingga akhirnya menjabat sebagai Kapolsek Semangka pada 2018. 

 

Sejak 2023, ia dipercaya memimpin Polsek di wilayah Tanggamus, lalu menjadi Kapolsek Negara Batin pada awal 2024.

 

Tak hanya dikenal karena kinerjanya, Lusiyanto juga dikenang sebagai pribadi yang religius. Ia kerap salat berjamaah di masjid, gemar beramal secara diam-diam, dan tak pernah memamerkan jabatan.

 

"Beliau polisi yang langka, yang tetap rendah hati dan tak berubah setelah jadi perwira," ujar Romly, warga lainnya.

 

Di tengah duka, keluarga dan warga dikejutkan dengan isu dugaan almarhum terlibat dalam praktik setoran di arena sabung ayam. 

 

Kabar tersebut muncul dalam pengakuan salah satu terdakwa di persidangan, namun langsung ditepis warga yang mengenalnya baik.

 

“Saya tidak percaya. Almarhum itu jauh dari hal-hal begitu. Orangnya taat, tidak neko-neko. Kalau dibilang ada masalah setoran judi, itu tidak masuk akal,” tegas Wati.

 

Romly juga mengecam tuduhan yang menurutnya sangat melukai keluarga. 

 

“Kasihan anak dan istrinya. Sudah ditinggal sosok yang selama ini jadi tulang punggung keluarga, malah difitnah. Datang saja ke rumahnya, biar tahu seperti apa hidupnya,” katanya.

 

AKP (Anumerta) Lusiyanto meninggalkan seorang istri, Samsiatun, serta seorang putri yang kini sedang menempuh pendidikan tinggi. 

 

Kepergiannya tak hanya menyisakan duka, tapi juga meninggalkan warisan keteladanan: integritas, kesederhanaan, dan ketulusan dalam mengabdi. (*)