25 Tahun Berpisah dengan Keluarga Saat Lebaran, Kru Kapal KMP Sebuku Bakauheni-Merak Obati Rindu Lewat Video Call

Capt. Dwi Irianto, salah seorang nakhoda kapal KMP Sebuku.
Sumber :
  • Lampung.viva

Bakauheni, Lampung – Momen Lebaran identik dengan berkumpul bersama keluarga dan saling bermaaf-maafan. Namun, bagi para kru dan awak kapal penyeberangan Pelabuhan Bakauheni, Lampung, menuju Pelabuhan Merak, Banten, momen ini menjadi waktu yang sulit karena harus berpisah dengan keluarga demi melayani pemudik.

Gagal Selundupkan Ratusan Burung, Truk Berisi Satwa Dilindungi Diamankan di Pelabuhan Bakauheni

 

Selama 25 tahun terakhir, para kru kapal ini tidak bisa merayakan Lebaran bersama keluarga. Di saat mayoritas umat Muslim lainnya mudik, mereka justru harus merelakan momen itu demi mengantarkan pemudik menyeberang antar pulau.

Wuling Arista Lampung Tawarkan Promo Pasca Lebaran, DP Mulai Rp18 Juta dan Bunga 0 Persen

 

Pelabuhan Bakauheni-Merak selalu menjadi salah satu pelabuhan tersibuk di Asia Tenggara, terutama saat Lebaran, dengan ribuan penumpang yang menyeberang antar pulau. 

Lebaran Banjir Data: Trafik Internet XL Axiata Naik Tajam Selama Libur Ramadan

 

Dalam kesibukan ini, para pekerja kapal tetap menjaga keamanan dan kenyamanan para pemudik, meskipun harus mengorbankan waktu bersama keluarga.

 

Capt. Dwi Irianto, salah seorang nakhoda kapal KMP Sebuku di Pelabuhan Bakauheni, mengungkapkan bahwa ia sudah merasakan kehilangan momen Lebaran bersama keluarga sejak tahun 2000. 

 

"Pada awalnya, kehilangan momen ini adalah sebuah kesedihan. Namun, seiring waktu, saya merasa bahagia karena dapat mengantarkan ribuan pemudik dengan selamat," kata Capt. Dwi.

 

Untuk mengobati rasa rindu, Capt. Dwi bersama 28 orang kru kapal lainnya biasanya menghubungi keluarga melalui panggilan telepon atau video call. Meskipun jauh dari rumah, mereka tetap bisa merasakan kehangatan momen Lebaran dengan cara ini. 

 

"Terkadang sedih, namun sudah terbiasa lebaran tanpa keluarga. Karena sudah tugasnya menjadi pelaut, jadi harus jauh dan berpisah dengan keluarga saat Lebaran. Kesedihan sedikit-sedikit kita hilangkan karena tugas dan tanggungjawab," ucapnya. 

Nahkoda kapal KMP Sebuku tidak rayakan keluarga bersama keluarga.

Photo :
  • Lampung.viva

Selain itu, untuk menghidupkan suasana Ramadan di atas kapal, mereka juga saling berbagi makanan khas Lebaran seperti ketupat dan opor ayam.

 

Menurut Capt. Dwi, meskipun sudah 25 tahun tidak merayakan Lebaran bersama keluarga, sebagai seorang pelaut, ia harus tetap profesional dalam menjalankan tugas. 

 

Bagi nakhoda dan kru kapal Pelabuhan Bakauheni dan Merak, hal utama yang harus dilakukan saat bekerja adalah memastikan keamanan dan keceriaan pemudik saat mudik menggunakan kapal feri melewati Selat Sunda.

 

"Bagi kami, yang terpenting adalah memastikan keamanan dan kenyamanan pemudik saat mereka menyeberang melalui Selat Sunda menggunakan kapal ferry," tandasnya Capt. Dwi.

 

Bagi para nakhoda dan kru kapal lainnya, meskipun jarang bisa berkumpul bersama keluarga pada saat Lebaran, mereka merasa bangga bisa memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi ribuan pemudik yang ingin berkumpul dengan keluarga di kampung halaman. (*)