Paru-paru Dunia Terancam, Hengki Irawan Minta Aktivis Nasional dan Internasional Bergerak
- Istimewa
Lampung Barat, Lampung – Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), yang dikenal sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO, kini menghadapi ancaman serius akibat maraknya perambahan liar.
Ribuan hektare lahan yang seharusnya menjadi habitat satwa langka dan berperan penting sebagai paru-paru dunia, telah beralih fungsi menjadi perkebunan kopi robusta ilegal.
Aktivitas ini mengancam kelangsungan ekosistem di kawasan tersebut dan dampaknya bisa terasa hingga ke seluruh dunia.
Hengki Irawan, SH., MM., seorang akademisi dan praktisi hukum, angkat bicara mengenai masalah ini. Ia menegaskan bahwa perambahan hutan di kawasan konservasi seperti TNBBS merupakan pelanggaran hukum berat yang harus segera ditindak tegas.
"Hutan ini bukan hanya aset nasional, tetapi juga bagian dari keseimbangan ekosistem global. Kerusakan yang terjadi akan berdampak luas, mulai dari hilangnya keanekaragaman hayati, bencana ekologis, hingga perubahan iklim yang semakin parah," ujar Hengki Irawan dalam keterangannya kepada media.
Menurut Hengki, aktivis lingkungan, baik dari tingkat nasional maupun internasional, harus segera turun tangan untuk menanggulangi permasalahan ini. Ia mengajak organisasi-organisasi lingkungan dunia untuk beraksi nyata dalam menekan pihak-pihak yang terlibat dalam perusakan hutan ini.
Selain itu, Hengki juga mendorong pemerintah pusat dan aparat penegak hukum untuk bertindak lebih tegas dalam memberantas praktik perambahan hutan yang semakin merajalela di kawasan TNBBS. Ia menegaskan bahwa sanksi yang diberikan kepada para pelaku harus lebih berat, agar memberikan efek jera.
"Kalau ini dibiarkan, bukan hanya lingkungan yang hancur, tetapi juga ekonomi masyarakat dalam jangka panjang. Kita harus menyadari bahwa hutan memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlangsungan hidup manusia," tegas Hengki Irawan.
Hutan TNBBS dikenal sebagai salah satu kawasan konservasi terpenting di Indonesia, yang juga menjadi rumah bagi spesies langka seperti Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, dan Badak Sumatera. Selain itu, kawasan ini berperan penting dalam menjaga ketersediaan air dan kualitas udara di wilayah sekitarnya.
"Jika kerusakan ini terus berlanjut, kita tidak hanya akan kehilangan kekayaan alam yang luar biasa, tetapi juga merusak kehidupan bagi generasi mendatang. Hutan ini adalah paru-paru dunia, dan kita harus berjuang untuk menyelamatkannya," tambah Hengki.
Masyarakat dan aktivis lingkungan kini berharap ada langkah nyata dari pemerintah dan komunitas internasional untuk menyelamatkan hutan TNBBS sebelum terlambat. "TNBBS adalah bagian dari warisan dunia yang harus dilindungi. Jika tidak, dunia akan kehilangan salah satu paru-paru alam yang sangat berharga," ujar Hengki menutup pernyataannya.
Dengan ancaman yang semakin nyata, harapan kini bergantung pada aksi cepat dan tegas dari semua pihak untuk memastikan bahwa kerusakan ini dapat dicegah dan kawasan ini dapat dipulihkan kembali demi keseimbangan ekosistem dunia. (*)