Populasi Burung Liar di Lampung Terancam, Perburuan Ilegal Kian Marak

Salah satu burung di Tahura
Sumber :
  • Foto Dokumentasi Riduan

Lampung – Populasi burung liar di Lampung semakin terancam akibat maraknya perburuan ilegal dan perdagangan satwa liar. 

Polres Lampung Selatan Gelar Khitanan Massal Gratis Sambut Hari Bhayangkara ke-79

 

Data Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Lampung mencatat sebanyak 23.000 ekor burung berhasil diamankan dari upaya penyelundupan sepanjang 2024 hingga Februari 2025, termasuk 600 ekor dari jenis yang dilindungi.

Karantina Lampung dan Flight Bongkar Penyelundupan Burung Modus Bus Penumpang

 

Sebagai langkah meningkatkan kesadaran konservasi, Dinas Kehutanan Provinsi Lampung bersama BAIS TNI, Balai Karantina, BKSDA, dan organisasi FLIGHT menggelar bakti sosial di sekitar Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman, Senin (24/2/2024). 

Ratusan Burung Dilindungi Gagal Diselundupkan Lewat Bakauheni, Disembunyikan Dalam Kabin Sopir

 

Kegiatan ini melibatkan anak-anak desa hutan dengan membagikan perlengkapan sekolah dan alat tulis sebagai bentuk edukasi agar mereka lebih peduli terhadap kelestarian satwa liar.

 

Ancaman Perburuan Ilegal di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman

 

Sebagai salah satu lokasi utama pelepasliaran burung hasil sitaan, kawasan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman seluas 22 ribu hektare juga menghadapi ancaman perburuan liar dan perambahan hutan.

 

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Yanyan Ruchyansyah, menekankan pentingnya edukasi kepada anak-anak dalam upaya perlindungan satwa liar.

 

 

"Di lapangan, kita semakin jarang mendengar kicauan burung. Ini tentu berkaitan dengan maraknya perburuan. Dengan meningkatkan kepedulian anak-anak, diharapkan mereka bisa menjadi pelindung satwa liar di masa depan," ujarnya.

 

Hal serupa disampaikan Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Lampung, Donni Muksydayan Saragih.

 

Menurutnya, anak-anak yang tinggal di sekitar hutan dapat menjadi duta konservasi yang mengkampanyekan perlindungan burung dan hutan.

 

 

"Populasi burung Sumatra semakin menurun akibat perburuan liar. Melalui edukasi ini, kami berharap anak-anak bisa mengurangi praktik perburuan ilegal di lingkungan mereka," kata Donni.

 

Penyelundupan Satwa dan Ancaman bagi Keamanan Nasional

 

Komandan Satgas Awan BAIS TNI, Letkol Achmad, menegaskan bahwa perdagangan satwa ilegal tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga membahayakan keamanan negara.

 

 

"Penyelundupan satwa liar bisa menyebabkan penyebaran penyakit zoonosis yang berdampak pada kesehatan dan ketahanan nasional. Karena itu, kami bersama berbagai pihak berupaya menekan perburuan liar dengan pendekatan strategis," tegasnya.

 

Ia menambahkan bahwa sinergi dalam kegiatan bakti sosial ini bertujuan membangun kesadaran masyarakat untuk menjaga ekosistem hutan daripada mengeksploitasinya.

 

Burung dan Perannya dalam Ekosistem

 

Penasihat FLIGHT, Davina Veronica, menekankan bahwa pelestarian burung sangat penting bagi keseimbangan ekosistem.

 

 

"Burung memiliki peran sebagai penyebar biji-bijian, penyerbuk tanaman, dan pengendali hama. Jika burung terus diburu, keseimbangan alam akan terganggu. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat harus terus ditingkatkan," ujarnya.

 

Menurutnya, masyarakat desa hutan yang sejahtera akan menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian hutan.

 

Oleh sebab itu, gerakan kesadaran konservasi harus terus dilakukan agar kepedulian terhadap satwa liar semakin tumbuh. (*)