Region Head PTPN I Regional 7 Tekankan Pentingnya Detail Teknis untuk Dongkrak Produksi
- Foto Dokumentasi Istimewa
Lampung – PTPN I Regional 7 terus berupaya meningkatkan produksi guna memenuhi tantangan pemegang saham di tahun 2025.
Salah satu strategi utama yang ditekankan adalah memperbaiki detail teknis di lapangan sebagai langkah optimalisasi.
Region Head PTPN I Regional 7, Tuhu Bangun, menegaskan pentingnya perhatian terhadap aspek teknis saat memberikan pengarahan di Kebun Way Lima, Pesawaran, Rabu (19/2/2025).
Ia menyatakan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 menuntut keseriusan operasional karena luas kebun dan jumlah tanaman tetap, sementara target produksi meningkat signifikan.
“RKAP yang disusun sudah realistis berdasarkan potensi yang ada. Bahkan, BOD (Board of Directors) memberikan tantangan dengan angka lebih tinggi. Untuk mencapainya, kita harus cermat, detail, dan disiplin di semua aspek," ujar Tuhu Bangun.
Dalam inspeksi di Afdeling III Kebun Way Berulu dan Afdeling II Kebun Way Lima, Tuhu bersama jajaran manajemen menemukan beberapa aspek teknis yang perlu diperbaiki.
Salah satu perhatian utama adalah waktu pungut karet yang terlalu dini, menyebabkan potensi kehilangan hasil hingga 1,5 ton per hari di Kebun Way Lima.
"Saya minta waktu pungut dimundurkan 1,5 jam. Jika memerlukan tambahan biaya premi, kita siapkan dengan perhitungan matang. Potensi keuntungan dari perbaikan ini jauh lebih besar," tegasnya.
Selain itu, Tuhu menyoroti masalah pencurian getah yang masih terjadi akibat proses pungut terlalu awal, serta ketidakakuratan aplikasi stimulan pemacu getah.
Ia meminta seluruh unit kerja menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) secara ketat dan memastikan setiap tahap produksi diawasi dengan cermat.
"Soal DRC (Dry Rubber Content) juga harus dijaga. Jangan sampai kadar karet kering di bawah standar. Pengawasan dari kebun hingga stasiun lateks (STL) harus diperketat," tambahnya.
Arahan ini, meskipun disampaikan di Kebun Way Lima, berlaku untuk seluruh unit kerja di PTPN I Regional 7. Tuhu Bangun menegaskan bahwa perhatian terhadap detail teknis menjadi kunci utama untuk mewujudkan target produksi 71 ribu ton karet olahan di tahun 2025. (*)