Puluhan Tahun Rusak, Jalan Desa Mulang Maya Mirip Kubangan Sapi

Kondisi jalan rusak parah di Dusun 8 Tanjung Baru Desa Mulang Maya
Sumber :
  • Istimewa

Lampung Utara, Lampung – Kondisi jalan rusak parah di Dusun 8 Tanjung Baru Desa Mulang Maya, Kecamatan Kotabumi Selatan, Lampung Utara (Lampura) sudah mirip seperti tempat kubangan sapi.

Ombudsman Lampung Terima 43 Konsultasi di Tubaba, Dari Jalan Rusak hingga Pungli Sekolah

Pasalnya, jalan yang panjangnya sekitar 3 kilometer tersebut selama puluhan tahun tak pernah tersentuh pembangunan.

Semakin hari jalan rusak yang menjadi penghubung utama antara Dusun 8 dan Dusun 16 serta beberapa dusun lainnya saat ini kondisinya semakin memprihatinkan.

Era Baru Pasar Tradisional, Lampung Utara Terapkan E-Retribusi untuk 278 Pedagang

Diketahui saat musim kemarau, debu yang ditimbulkan dari jalanan itu masuk ke rumah warga, hingga tak jarang jika membuat anak-anak sakit batuk pilek karena menghirup udara yang tak sehat.

Apalagi ketika hujan turun, kondisi jalan menjadi licin hingga lubang yang menganga yang kedalamannya mencapai 1 meter pun dipenuhi oleh air hujan.

Rahmat Mirzani Djausal: Lampung Butuh Dukungan Pemerintah Pusat untuk Perbaikan Jalan

Berbeda lagi dengan kondisi di sepanjang jalan pada tanjakan irigasi Way Rarem, Lampura. Terlihat kondisinya lebih parah selain licin, batuan besar yang menganga, sehingga menambah kerawanan ketika kendaraan roda dua maupun roda empat melintas.

Tak sedikit, banyak warga yang menjadi korban ketika melintasi jalanan seperti kubangan sapi bahkan bak kolam lele tersebut.

“Iya sudah ada 10 tahunan jalanan tersebut rusak, tapi kondisi parahnya jalanan itu sudah  ada 6 tahunan ini lah,” kata Usman, warga sekitar, Senin, 27 Februari 2023.

Baginya, dengan kondisi jalan yang rusak parah tersebut telah banyak korban yang ditimbulkan.

“Kalau yang jatuh banyak sudah gak terhitung. Karena jalanan licin abis hujan, ketika warga melintas pakai motor mereka bisa terpeleset hingga jatuh. Ada yang luka ringan, bahkan ada yang sampai pingsan hingga ada yang patah tulang kaki nya,” ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Asiah warga sekitar yang menjelaskan bahwa karena kondisi jalanan tersebut mobilitas ekonomi menjadi terhambat.

“Kalau kita warga yang ingin ke kebun dan sebaliknya membawa hasil pertanian ke kota tersebut memakan waktu lama. Jadi tak heran sayuran yang tadinya hijau agak sedikit layu karena kelamaan di jalan,” ucapnya.

Selain itu, akses pendidikan masyarakat juga terpengaruh oleh rusaknya jalan. Seperti halnya, ketika anak-anak akan pergi sekolah, mereka diharuskan untuk mencopot sepatunya dan memakai sendal serta mengangkat rok atau celanannya setiap melintasi di jalan yang ada kubangannya, karena takut basah dan kotor.

“Terus kalau guru-guru yang dari Kotabumi mau ngajar di SD N 02 Mulang Maya itu juga kalau lewat turunan irigasi tersebut akan lebih memilih turun dari kendaraannya. Sehingga kendaraannya harus didorong, karena mereka takut jatuh jika dipaksakan untuk mengendarainya,” tutupnya. (Dwi P Arrahman)