Jenazah Siswa SPN Polda Lampung Tiba Dirumah Duka, Keluarga Temukan Sejumlah Luka Tak Wajar
- Istimewa
VIVA Lampung – Setelah melalui proses autopsi di Rumah Sakit Adam Malik di Medan, Sumatera Utara, jenazah Advent Pratama Telaumbauna (APT) tiba di rumah duka di Desa Taluzusua, Kecamatan Siduari, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara, pada Jumat (18/8/2023).
Kedatangan jenazah dalam peti mayat disambut oleh tangisan haru dari keluarga besar. Jenazah akan dijaga di rumah duka sebelum dilakukan pemakaman.
Sebelumnya, ayah almarhum, Ifon, menjelaskan bahwa jenazah Advent akan menjalani autopsi terlebih dahulu di Rumah Sakit Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.
"Jenazah anak kami sudah tiba di Medan untuk dilakukan autopsi. Saat akan dilakukan proses autopsi, kami menemukan sejumlah luka yang tidak wajar," ungkapnya pada Kamis (17/8).
Luka-luka tersebut, menurutnya, terdapat di beberapa bagian wajah dan tubuh almarhum. Luka-luka tersebut termasuk luka robek dan luka memar.
"Tadi waktu dicek, terdapat beberapa luka di tubuhnya. Ada luka di pelipis, luka di bibir, luka di dagu, memar di bawah ketiak kanan, luka memar pada bagian tulang ekor, lambung membusung, serta luka pada jari telunjuk," jelas Ifon.
Laporan kematian Advent Pratama yang disampaikan oleh perwakilan dari SPN ditolak keluarga. Karena menurut keluarga luka-luka yang dialami Advent bukan akibat jatuh, melainkan akibat penganiayaan berat.
Pihak Keluarga Advent Pratama masih menunggu hasil autopsi yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Adam Malik.
Sebelumnya, siswa Sekolah Polisi Negara bernama Advent Pratama Telaumbauna meninggal dunia pada Selasa (15/8/2023) pukul 14.45 WIB di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Lampung.
Kepala Bidang Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadilah, menjelaskan bahwa Advent adalah siswa Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) di Polda Lampung.
"Ia sempat jatuh pingsan saat masih dalam barisan usai mengikuti apel siang di lapangan Sekolah Polisi Negara (SPN) Kemiling," ungkapnya pada Rabu (16/8/2023).
Lebih lanjut, rekan-rekannya sesama siswa dan pengasuh memberikan pertolongan pertama dan menghubungi petugas kesehatan.
Menurut Umi Fadilah, saat pertolongan pertama, Advent Pratama sadar dan mengaku pusing sebelum jatuh pingsan. Beberapa saat kemudian, Advent kembali pingsan dan akhirnya dibawa ke UGD RS Bhayangkara pada pukul 14.00 WIB.
Lanjutnya, dokter di UGD kemudian melakukan tindakan gawat darurat, tetapi pada pukul 14.45 WIB, Advent Pratama dinyatakan meninggal. Dugaan sementara adalah Advent Pratama meninggal karena kelelahan. (BEC)