Pendidikan Gratis vs Realita Kemiskinan: Sindiran dalam Debat Wali Kota Bandar Lampung

Suasana debat di Ballroom Swiss-Belhotel
Sumber :
  • Foto Dokumentasi Riduan

LampungDebat pamungkas pasangan calon Wali Kota Bandar Lampung nomor urut 01 Reihana-Aryodhia Febriansyah SZP dan nomor urut 02 Eva Dwiana-Deddy Amarullah. 

Puncak Debat Pilkada Bandar Lampung: Waktu Siang Jadi Pilihan KPU

 

Debat yang digelar di Ballroom Hotel Swiss-Belhotel pada Jumat, 15 November 2024, menyajikan perbincangan hangat tentang dua isu besar: pendidikan dan kemiskinan. 

Waspadai Ancaman Politik Uang di Pilkada Bandar Lampung 2024

 

Kedua pasangan calon memberikan jawaban kritis terkait bagaimana mereka akan menangani masalah-masalah ini jika terpilih menjadi pemimpin kota.

Biopori Seribu Titik di Bandar Lampung Disebut Sebagai Solusi Atasi Banjir

 

Menanggapi Pertanyaan tentang Kemiskinan dan Pendidikan

 

Moderator membuka sesi dengan pertanyaan yang sangat relevan mengenai penurunan angka kemiskinan yang tercatat sebesar 7,37% pada tahun 2023. 

 

"Tahun 2024, meskipun angka kemiskinan terus menurun, dampaknya pada masalah sosial dan kerawanan kejahatan masih menjadi perhatian. Bagaimana kebijakan yang sinergis, harmonis, dan manusiawi yang akan diterapkan untuk mengurangi kemiskinan lebih lanjut?" tanya moderator.

 

Eva Dwiana: Meningkatkan Pendidikan dan Pelayanan Publik

 

Paslon nomor urut 02, Eva Dwiana, menegaskan bahwa keberhasilan pengurangan angka kemiskinan harus didukung dengan peningkatan sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. 

 

"Kami akan terus meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan di Bandar Lampung. Kami juga berkomitmen untuk memperbaiki infrastruktur, yang sudah lebih baik dari tahun sebelumnya. Bersama Pak Deddy Amarullah, kami akan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Kota Bandar Lampung," ujar Eva.

 

Eva juga menyoroti pentingnya pengurangan angka pengangguran sebagai bagian dari mengatasi kemiskinan. 

 

"Untuk menanggulangi pengangguran, kami akan memberikan pelatihan kerja kepada masyarakat. Kami juga akan mengharuskan setiap investor yang datang ke Bandar Lampung untuk merekrut 25% tenaga kerja dari warga lokal," tambahnya, menekankan kebijakan yang memprioritaskan kesejahteraan warga Bandar Lampung.

 

Reihana: Pendidikan Gratis yang Sebenarnya dan Fokus pada Keluarga Miskin

 

Paslon nomor urut 01, Reihana, menyampaikan pandangannya yang kritis terhadap kebijakan pendidikan dan kemiskinan di Kota Bandar Lampung. 

 

Menurutnya, meskipun angka kemiskinan terus menurun, masih banyak tantangan yang perlu dihadapi, terutama terkait dengan kemampuan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasar. 

 

"Kemiskinan harus diatasi dengan memperhatikan kemampuan ekonomi keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kami ingin memastikan bahwa anak-anak tidak terhambat dalam mendapatkan pendidikan," ungkap Reihana.

 

Reihana menekankan pentingnya pendidikan yang benar-benar gratis. 

 

"Jika disebut sekolah gratis, itu harus benar-benar gratis tanpa adanya pungutan yang membebani orang tua. Banyak kasus di mana anak-anak sulit mengikuti ujian atau bahkan tidak bisa mengambil ijazah karena harus membayar biaya tambahan," ujar Reihana, menunjukkan keprihatinannya terhadap ketimpangan dalam sistem pendidikan.

 

Eva Dwiana Menanggapi Kritik tentang Pendidikan Gratis

 

Menanggapi pernyataan Reihana, Eva Dwiana memberikan klarifikasi mengenai kebijakan pendidikan di Kota Bandar Lampung.

 

"Untuk SMA, itu merupakan wewenang pemerintah provinsi. Namun, untuk SMP, kami sudah menyediakan seragam gratis untuk siswa," jelas Eva, mengoreksi pemahaman yang mungkin timbul dari pernyataan Reihana. (*)