Cegah Ekstremisme di Lingkungan Sekolah, SMKN 9 Bandar Lampung Hadirkan FKPT
- Istimewa
Disamping kasus ektremisme yang mengarah pada kenakalan remaja, Ken juga menjelaskan usia remaja rentan terhadap kasus ekstremisme berbasis agama, banyak laporan dari masyarakat jika putra putrinya berubah tingkah lakunya karena telah belajar dengan guru agama yang salah.
Akibatnya anaknya tidak mau bergaul dengan sahabat yang beda agama, bahkan yang seagama saja jika tidak sealiran maka di kafirkan juga dan divonis masuk neraka.
Jika anak sudah terpapar intoleran berbasis atas nama agama, maka jika tidak segera di tindaklanjuti anak naik level menjadi tindakan dan aksi ektremisme terorisme.
Salah satu cara efektif mencegah sikap dan tindakan ektremisme adalah dengan mengkampanyekan Pancasila terutama sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, bahwa kita ini semua adalah saudara, sama sama keturunan Adam dan Hawa, Tuhan Kita Juga sama, hanya beda menyebut dan cara beribadah.
Ketika menyikapi perbedaan agama, konsepnya adalah Bagimu agamamu, bagiku kau saudaraku.
Sehingga jika sudah memahami sila pertama maka otomatis kita akan mendapatkan bonus dila kedua yaitu dapat memanusiakan manusia, kemanusiaan yang adil dan beradab, jika sudah mampu memanusiakan manusia maka bonus selanjutnya adalah sila ketiga kita bisa bersatu, persatuan Indonesia, apapun sukunya, apapun agamanya mari kita duduk bersama sebagai bukti kebhinnekaan, jika ada masalah ada sila ke empat yaitu musyawarah mufakat, dan terakhir bonusnya jika sudah melewati sila pertama hingga ke empat adalah sila ke lima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Di akhir acara, enam peserta penanya terbaik diberikan buku "TUHAN KITA SAMA" yang di tulis oleh Ken Setiawan dan memberikan E-Book kepada seluruh peserta secara gratis.(*)