Dorong Peningkatan Produksi Kopi dan Lada Lampung dengan Tumpang Sari

Gubernur Lampung bersama petani kopi
Sumber :
  • Foto Dokumentasi Istimewa

Lampung – Di tengah isu ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan, program intercropping hadir sebagai solusi inovatif dalam dunia pertanian. 

Dukungan PTPN IV Regional 7 untuk Program Strategis Nasional

 

Teknik budidaya tanaman ini menawarkan beberapa manfaat yang signifikan, baik bagi petani maupun lingkungan.

OJK Lampung Gelar Product Matching di Lampung Timur: UMKM dan Petani Makin Mudah Akses Modal

 

Intercropping, atau tumpang sari, adalah praktik menanam dua jenis tanaman atau lebih pada lahan yang sama secara bersamaan. 

OJK Lampung Fasilitasi Akses Keuangan untuk Petani dan UMKM di Mesuji, KUR Rp1 Miliar Dikucurkan

 

Berbeda dengan monokultur yang hanya menanam satu jenis tanaman, intercropping memungkinkan keberagaman hayati di lahan pertanian.

 

Di Provinsi Lampung, Gubernur Arinal Djunaidi, mendorong peningkatan produksi kopi dan lada di Lampung melalui program intercropping.

 

Hal ini disampaikannya dalam acara Panen Kopi dan Temu Lapang Petani Kopi di Pekon Sinar Jaya, Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat, hari ini, Rabu (29/05/2024) siang.

 

"Lampung merupakan sentra penghasil kopi terbesar kedua di Indonesia. Kita harus terus berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas kopi untuk meningkatkan kesejahteraan petani," kata Arinal.

 

Menurut Arinal, intercropping kopi-lada merupakan salah satu solusi untuk memaksimalkan produksi dan produktivitas kebun. 

 

"Dengan menanam lada di sela-sela tanaman kopi, petani dapat memanen dua komoditas sekaligus," jelasnya.

 

Arinal menambahkan, Pemprov Lampung telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung program intercropping ini, seperti pembinaan petani, pengembangan benih lada sambung, dan pembangunan infrastruktur.

 

"Kita juga telah meluncurkan program Kartu Petani Berjaya untuk membantu petani dalam mengakses modal dan pupuk," kata Arinal.

 

Gubernur Arinal berharap program-program ini dapat membantu petani kopi di Lampung untuk meningkatkan produksinya dan mencapai target produksi kopi sebesar 121.340 ton di tahun 2024.

 

Sementara itu Ketua Kelompok 'Mitra Tani' Pekon Sinar Jaya, Sutisna, mengungkap rasa terima kasih atas dukungan dari Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.

 

"Kami sangat senang, apa yang kami lakukan mendapat dukungan dari Gubernur Lampung," kata dia.

 

Intercropping lada dan kopi ini, Sutisna menerangkan, hasilnya sangat bagus untuk petani.

 

"Kalau hasil kopi kurang kita bisa terbantu dengan lada, dan kalau lada kurang terbantu dengan kopi," pungkasnya. (*)