Foila Bakal Sampaikan Proyek Investasi Lampung yang Siap Ditawarkan
- Foto Dokumentasi Istimewa
Lampung – Forum Investasi Lampung (FOILA) memperkuat sinergi untuk mempercepat investasi melalui penyusunan daftar proyek investasi yang siap ditawarkan (Investment Project Ready to Offer atau I-PRO).
Dalam upaya mempersiapkan I-PRO, pemahaman dan kapabilitas anggota FOILA, termasuk di tingkat kabupaten/kota, perlu ditingkatkan mengingat potensi daerah yang besar untuk dieksplorasi.
"Untuk mengoptimalkan potensi sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, hingga energi baru-terbarukan di Lampung yang tersebar di kabupaten/kota, kita perlu memahami bersama dan menyiapkan I-PRO yang sesuai dengan preferensi pasar internasional," kata Junanto Herdiawan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lampung, saat membuka kegiatan Capacity Building FOILA pada 16 Mei 2024 di Holiday Inn Bukit Randu Bandar Lampung.
Proyek I-PRO harus memenuhi beberapa kriteria agar menarik bagi calon investor internasional. Ratih Purbasari Kania, Direktur Perencanaan Sumber Daya Alam BKPM, menyatakan bahwa proyek I-PRO harus memenuhi aspek legal, teknis, layak secara finansial, menarik, dan memiliki model bisnis yang jelas serta terukur.
"Kami mengapresiasi keseriusan Provinsi Lampung dalam mendorong investasi melalui FOILA. Langkah selanjutnya adalah mengeksplorasi potensi daerah menjadi daftar proyek investasi berstatus I-PRO, yang artinya clear and clean, memiliki model bisnis berkelanjutan, serta tentunya menguntungkan bagi calon investor," ujar Ratih Purbasari.
Dalam perancangan proyek-proyek I-PRO, pemerintah perlu mendorong penerapan skema Creating Shared Value (CSV) untuk memberdayakan masyarakat lokal.
"Dengan prinsip CSV, investor tidak hanya memberikan bantuan sosial, tetapi juga mendukung transformasi petani atau masyarakat lokal menjadi smallholder melalui sarana prasarana produktif, pembiayaan, dan pembinaan," kata Welly Soegiono, Direktur Hubungan Eksternal PT. GGP.
"Dalam bisnis PT. GGP, kami membina petani pisang di Tanggamus dan menjadi offtaker yang memasarkan pisang mereka ke pasar ekspor dengan harga yang mendukung kenaikan kesejahteraan petani," sambungnya.
Menurut Welly, sebagai provinsi yang unggul dalam sektor pertanian dan perkebunan, kesejahteraan petani adalah faktor penting yang mendukung keberlanjutan usaha jangka panjang.
"Pemerintah melalui kementerian/lembaga dan OPD teknis terkait juga harus bersinergi untuk memfasilitasi kemudahan investasi dari sisi fiskal maupun non-fiskal pada proyek-proyek I-PRO," tambahnya.
Pada sesi akhir Capacity Building, anggota FOILA dari kabupaten/kota juga mendapatkan penyegaran terkait penggunaan website FOILA. Penyegaran ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi aktif kabupaten/kota dengan pembaruan informasi secara berkala dalam website FOILA untuk mendorong peningkatan investasi di Lampung.
Saat ini, calon investor dapat dengan mudah mempelajari perkembangan perekonomian Lampung dan berbagai proyek investasi yang ditawarkan melalui website resminya.
Sinergi yang semakin kuat antar anggota FOILA diharapkan dapat meningkatkan peran investasi sehingga pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung dapat kembali ke level sebelum pandemi Covid-19, atau tumbuh di atas 5% (yoy) per tahun.
Capacity Building FOILA yang diinisiasi oleh Bank Indonesia Provinsi Lampung ini dihadiri oleh Bappeda, DPMPTSP, Disparekraf, dan Biro/Bagian Perekonomian Provinsi serta Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung. (*)