Siswi SMP di Lampung Barat Menjadi Korban Perundungan, Kasus Berujung Damai

Tangkap layar aksi perundungan siswi di Lampung Barat.
Sumber :
  • Lampung.viva

Lampung Barat, Lampung – Seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Lampung Barat menjadi korban perundungan atau bullying oleh enam rekan sekolahnya.

Konflik Manusia dan Harimau Sumatra Kembali Meruncing di Lampung Barat

 

Aksi kekerasan fisik dan verbal tersebut terjadi pada hari Rabu, 22 Januari 2025, di belakang rumah warga dekat lingkungan sekolah. Perundungan ini kemudian terekam dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial.

Ibu Tiri Siram Anaknya Terancam 10 Tahun Penjara

 

Dalam video yang viral tersebut, korban tampak dikelilingi oleh para pelaku yang menghina dan melakukan kekerasan fisik, seperti pukulan dan penarikan rambut. Selain itu, korban juga dihina dengan kata-kata kasar. Video ini sengaja direkam oleh salah satu pelaku dan kemudian disebarluaskan ke publik.

Brimob Lampung Bahu-Membahu dengan Warga Bersihkan Rumah dan Sekolah Terdampak Banjir

 

Identitas korban yang masih remaja dan berasal dari keluarga kurang mampu belum diungkapkan. Diketahui, perundungan ini dimulai saat salah seorang pelaku mengejek ayah korban. 

 

Korban yang tidak terima lantas membalas dengan mengolok-olok orang tua siswi lainnya. Akibatnya, korban pun menjadi sasaran kekerasan oleh beberapa siswi lain di sekolah tersebut. 

 

R mengaku bahwa perundungan yang ia alami bukanlah kejadian pertama, namun selama ini ia memilih untuk tidak bercerita kepada orang tuanya.

 

Iptu Juherdi Sumandi, Kasat Reskrim Polres Lampung Barat, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah pihak, termasuk para siswi yang terekam dalam video, orang tua pelaku, dan pihak sekolah. 

 

Pihak Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Lampung Barat juga telah meminta keterangan kepada seluruh pihak yang terlibat.

 

Meski demikian, keluarga korban dan pelaku sepakat untuk menyelesaikan kasus ini secara damai tanpa melanjutkannya ke ranah hukum.

 

Para pelaku berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya dan mendalami kesalahan mereka.

 

Keluarga korban juga berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak agar perundungan tidak terulang lagi di masa depan.

 

Ibu korban mengungkapkan bahwa dirinya tidak mengetahui putrinya menjadi korban perundungan hingga video tersebut viral.

 

Ibu korban juga mengungkapkan keterbatasan biaya yang membuatnya sulit untuk memeriksakan kondisi fisik dan psikologis putrinya.

 

Meski begitu, ia berharap anaknya dapat pulih dan melanjutkan pendidikan tanpa ada rasa takut atau cemas.

 

Pihak sekolah, setelah mengetahui kejadian ini, telah memanggil tujuh siswi yang terlibat.

 

Empat di antaranya dikembalikan kepada orang tuanya, sementara tiga siswi lainnya dijatuhi sanksi skorsing sebagai bagian dari upaya pembinaan.