Wali Kota Bandar Lampung Targetkan Zero Kasus Stunting di 2024

Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana
Sumber :
  • Istimewa

Bandar Lampung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung menganggarkan Rp2 miliar pada tahun 2024 untuk menangani kasus stunting. Dengan alokasi tersebut, Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, bertujuan mencapai nol persen kasus stunting di kota tersebut pada tahun mendatang.

Sempat Tertunda, Gedung Baru Bawaslu Bandar Lampung Diresmikan

"Dengan anggaran Rp2 miliar, kita targetkan zero stunting di Bandar Lampung tahun 2024," ujar Eva setelah acara pembentukan jejaring skrining atau deteksi dini layak hamil guna mengurangi angka kematian ibu dan anak, di Hotel Amalia, Selasa (28/11).

Sebelumnya, Bandar Lampung mencatatkan 14 persen kasus stunting. Eva menyatkan bahwa semua pihak terlibat akan berkolaborasi untuk mengurangi angka tersebut. Upaya dilakukan melalui deteksi dini atau skrining layak hamil dengan melakukan edukasi gizi dan kesehatan reproduksi untuk remaja putri, calon pengantin, dan pasangan usia subur.

Jasad Bayi Laki-laki Ditemukan di Lampung Tengah Gegerkan Warga

"Pelayanan kesehatan sebelum hamil dapat mendukung penurunan angka kematian ibu dan bayi serta stunting. Banyak calon pengantin dengan masalah kesehatan yang beresiko jika hamil, sehingga penting dilakukan perencanaan kehamilan,” ungkapnya.

Kembalikan Berkas ke PDI Perjuangan Bandar Lampung, Bung Iqbal Fokuskan Ekonomi Kerakyatan

Eva menekankan bahwa kehamilan yang direncanakan dapat memastikan kehamilan dan persalinan yang nyaman, selamat, serta mendapatkan bayi yang sehat. Oleh karena itu, pelaksanaan program kesehatan diarahkan pada perencanaan kehamilan yang baik.

"Sehingga pelaksanaan program kesehatan dalam upaya penurunan angka kematian ibu, bayi, dan kasus stunting ini juga tercapai," tambahnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandar Lampung, Desti Mega Putri, menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan membentuk skrining jejaring layak hamil dan stunting di Bandar Lampung.

"Tak hanya itu, namun juga dapat terbentuk alur pelayanan dan rujukan dalam penanganan kesehatan ibu hamil, bayi baru lahir, dan gizi buruk atau stunting," ungkap Desti.

Dinkes juga telah mengusulkan penambahan anggaran pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) perubahan 2023 untuk program pemberian makanan tambahan (PMT) di posyandu. Program ini merupakan bagian dari upaya penurunan angka stunting di Bandar Lampung.

Desti menjelaskan bahwa program PMT akan memberikan uang sebesar Rp750.000 selama tiga bulan, yaitu Oktober, November, dan Desember 2023. Setiap bulannya, Rp250 ribu akan dialokasikan untuk memasak makanan tambahan sehat bagi balita.

"Di Bandar Lampung, ada 705 posyandu, dalam 1 posyandu memberikan layanan pada 50 anak,” tambahnya. 

Para kader posyandu akan memasak sendiri menu makanan tambahan yang disukai balita menggunakan uang tunai yang diberikan.