Adu Strategi Arinal-Sutono dan Mirza-Jihan, Soal Bangun Konektivitas 172 Pulau di Lampung

Kedua Paslon Memegang Nomor Urut
Sumber :
  • Foto Dokumentasi Riduan

LampungDebat perdana Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung 2024 yang digelar di Hotel Novotel pada 13 Oktober 2024, menghadirkan dua pasangan calon (Paslon) yang saling beradu gagasan terkait isu krusial infrastruktur dan ekonomi. 

Temui Wamenaker, RMD Bahas Perlindungan Ketenagakerjaan dan Peningkatan Pelatihan Vokasi di Lampung

 

Paslon 1, Arinal Djunaidi - Sutono, dan Paslon 2, Rahmat Mirzani Djausal - Jihan Nurlela, menyampaikan visi mereka dalam meningkatkan konektivitas ke 172 pulau di Lampung serta mendorong ekonomi maritim sebagai salah satu motor penggerak ekonomi daerah.

Hasil Lengkap Rekapitulasi Pilgub Lampung 2024

 

Debat berlangsung dinamis, terutama ketika para kandidat dihadapkan pada pertanyaan konkret: Bagaimana langkah nyata mereka dalam mengembangkan 172 pulau dan meningkatkan ekonomi maritim di provinsi Lampung, sesuai dengan rekomendasi Profesor R. Rijanta dari UGM yang mengatakan bahwa pengembangan pulau kecil bisa menciptakan lapangan kerja dan mendongkrak perekonomian lokal.

Partisipasi Pemilih Pilkada Lampung Hanya 65 Persen Terendah di Ibukota Provinsi

 

Arinal Djunaidi: Fokus pada Kesehatan dan Kebutuhan Dasar

 

Menanggapi pertanyaan tersebut, Arinal Djunaidi memberikan jawaban yang tak terduga, mengomentari jumlah pulau di Lampung yang menurut catatannya sebanyak 132, namun mengakui informasi baru yang menyebut 172 pulau sebagai kabar baik.

 

Ia menyoroti tantangan yang dihadapi masyarakat di pulau-pulau terpencil, termasuk akses terhadap layanan kesehatan dan kebutuhan pokok.

 

“Kami akan menyiapkan kapal multifungsi yang berkeliling, bukan hanya untuk mendistribusikan bahan pokok seperti gula, beras, dan kopi, tapi juga sebagai rumah sakit berjalan. Banyak dari penduduk pulau yang tidak memiliki akses dokter, dan kapal ini akan mengisi kekosongan tersebut,” ungkap Arinal.

 

Arinal menambahkan bahwa hasil tangkapan ikan para penduduk dapat digunakan sebagai alat tukar untuk memenuhi kebutuhan mereka.

 

Dermaga-dermaga di pulau tersebut juga akan diprioritaskan pembangunannya untuk memudahkan distribusi, sehingga ketika terjadi situasi darurat, penanganan dapat dilakukan lebih cepat.

 

Rahmat Mirzani Djausal: Pemisahan Potensi Pariwisata dan Perikanan

 

Berbeda dengan Arinal, Rahmat Mirzani Djausal mengusulkan pendekatan yang lebih spesifik, dengan memfokuskan pengembangan pada pulau-pulau yang berpenghuni dan memiliki potensi ekonomi yang jelas.

 

Ia memperkirakan hanya 10 pulau yang benar-benar berpenghuni dan memiliki potensi untuk dikembangkan, baik di sektor pariwisata maupun perikanan.

 

“Kita perlu mengidentifikasi pulau mana yang cocok untuk dikembangkan sebagai destinasi pariwisata dan mana yang cocok untuk perikanan. UMKM perikanan di beberapa pulau sudah berjalan, tinggal kita fasilitasi dengan kapal-kapal yang memadai,” ujar Rahmat.

 

Ia juga menekankan bahwa pembangunan infrastruktur dasar seperti dermaga, listrik, internet, dan kesehatan harus menjadi prioritas sebelum pengembangan lebih lanjut. 

 

Mirza mengusulkan penggunaan listrik tenaga surya untuk memastikan pasokan listrik ke pulau-pulau terpencil dan memperkuat konektivitas transportasi sebagai landasan pengembangan ekonomi maritim dan pariwisata.

 

Dua Visi, Satu Tujuan: Meningkatkan Kesejahteraan Pulau-Pulau di Lampung

 

Meski memiliki pendekatan yang berbeda, baik Arinal maupun Rahmat sepakat bahwa pulau-pulau kecil di Lampung memiliki potensi besar untuk dikembangkan, asalkan infrastruktur dasar terlebih dahulu diperbaiki. 

 

Arinal menitikberatkan pada kebutuhan mendasar dan mobilitas kesehatan, sementara Rahmat mengusulkan pemisahan pengembangan pariwisata dan perikanan berdasarkan karakteristik masing-masing pulau.

 

Debat ini memberikan pandangan yang jelas bagi masyarakat Lampung mengenai rencana kedua calon dalam membangun konektivitas dan menggerakkan ekonomi maritim, dua isu yang sangat penting bagi masa depan provinsi. 

 

Dengan gagasan yang kuat dari kedua pihak, pemilih kini memiliki pertimbangan lebih dalam menentukan pilihan mereka pada Pilgub Lampung 2024. 

 

Mampukah salah satu dari mereka mewujudkan visi ini menjadi kenyataan? Hanya waktu yang akan menjawab. (*)