Ibu Mahasiswa Unila Resmi Laporkan Dugaan Kekerasan yang Sebabkan Kematian Anaknya ke Polda Lampung

Ibu Mahasiswa FEB Unila melaporkan ke Polda Lampung.
Sumber :
  • Lampung.viva

Bandar Lampung, Lampung – Wirna Wani, ibu dari almarhum Pratama Wijaya Kusuma (PWK), mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (Unila), secara resmi melaporkan kasus dugaan kekerasan yang diduga menyebabkan kematian putranya ke Polda Lampung.

Jaga Stabilitas Harga, Polda Lampung Salurkan 229 Ton Beras Lewat Gerakan Pangan Murah

 

Didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bunga Mayang, Wirna menyampaikan laporan tersebut ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Lampung pada Selasa (3/6/2025). Laporan teregistrasi dengan nomor STTLP/B/384/VI/2025/SPKT/Polda Lampung.

Pelajar di Way Kanan Dianiaya Rekan Sekolah Karena Melaporkan Teman Bolos Pelajaran

 

Dugaan Kekerasan Saat Diksar Mahasiswa Pecinta Alam

Merasa Laporan KDRT Berlarut, Istri Oknum Polisi Protes di Sidang Etik Polda Lampung

Pratama Wijaya Kusuma meninggal dunia pada 28 April 2025. Keluarga meyakini bahwa kematiannya tidak wajar dan berkaitan dengan dugaan kekerasan fisik yang dialami selama mengikuti kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) organisasi Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel) di kawasan Gunung Betung, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

 

"Anak saya pulang dalam kondisi sakit parah. Tubuhnya penuh luka dan lebam, bahkan kuku kakinya copot. Waktu saya tanya, dia bilang takut dirawat di rumah sakit karena merasa terancam. Katanya, dia diancam akan dibunuh jika bercerita kepada siapa pun," ungkap Wirna dengan suara terbata.

 

Menurut keterangan Wirna, kondisi kesehatan Pratama terus memburuk setelah kembali dari kegiatan tersebut. 

 

Ia sempat menjalani perawatan di beberapa rumah sakit sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Dr. H. Abdul Moeloek. 

 

Hasil pemeriksaan medis menunjukkan adanya pembekuan darah di otak yang memicu kejang berkepanjangan.

 

"Dokter bilang ada sumbatan pembuluh darah di otaknya. Anak saya juga mengaku saat Diksar dia ditendang dan diinjak di dada serta kepala," ujarnya.

 

Bantahan Keras atas Klaim Riwayat Penyakit

Wirna membantah tegas pernyataan dari pihak kampus yang menyebutkan bahwa almarhum memiliki riwayat penyakit tumor.

 

"Itu tidak benar. Anak saya dalam kondisi sehat sebelum ikut kegiatan. Luka-luka yang dia alami itu jelas akibat kekerasan fisik, bukan karena penyakit," tegasnya.

 

Seruan Keadilan dan Peringatan untuk Orang Tua

Tak hanya menempuh jalur hukum, Wirna juga menyuarakan keprihatinannya melalui media sosial. Dalam unggahannya, ia memperingatkan para orang tua untuk lebih waspada terhadap aktivitas organisasi kemahasiswaan di lingkungan kampus.

 

"Saya tidak ingin ada lagi orang tua yang kehilangan anaknya karena kekerasan seperti ini. Saya mohon aparat hukum benar-benar mengusut kasus ini sampai tuntas. Saya ingin pelakunya dihukum seberat-beratnya," ucapnya.

 

Langkah Hukum dan Penyidikan Berjalan

Polda Lampung sebelumnya telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus kematian Pratama, termasuk pihak keluarga, teman-teman korban, serta perwakilan kampus. Laporan dari pihak keluarga kini akan menjadi bagian penting dalam pendalaman proses penyelidikan.(*)