Suka Duka Porter Pelabuhan Bakauheni: Penumpang Ramai, Orderan Sepi

Sarifuddin porter di Pelabuhan Bakauheni
Sumber :
  • Foto Dokumentasi Riduan

Dengan berkurangnya pendapatan selama musim mudik, para porter mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka dan keluarga. 

Pilar Pendidikan untuk Masa Depan Cemerlang Anak Bangsa di Lampung Selatan

"Paling banyak Rp 100 ribu, tapi karena sepi itu tadi udah jarang dapet. Tahun ini (2024) penumpang ramai tapi sepi barangnya enggak ada, dapet Rp 10-30 ribu kadang saya terima, kalau mau ngasih seikhlasnya juga enggak apa-apa. Jadi kita enggak maksa," sambungnya. 

Kemudian, meskipun menghadapi tantangan yang signifikan, Sarifuddin tetap mencoba bertahan dan beradaptasi dengan situasi yang ada. 

Bank Sampah Go-Ban Desa Banjarsuri Lampung: Menyulap Sampah Jadi Berkah

Namun ada pula, beberapa di antara mereka (porter) terpaksa mencari pekerjaan tambahan seperti buruh tani, ataupun berkebun. 

Bagi Sarifuddin, justru dia lebih bersemangat untuk mencari peluang baru atau menawarkan layanan tambahan untuk menarik minat pelanggan selama musim mudik.

Debat Ketiga Ricuh, Oknum Pendukung 01 Nanang-Antoni Lempar Batu ke Pendukung 02 Egi–Syaiful

"Kalau kita kan enggak kayak angkutan kendaraan, jadi bukan cari ramainya tapi cari barangnya. Kalau hari biasa (bukan musim mudik) paling Rp 50 ribu. Namanya, kerja begini pendapatan rejeki enggak pasti. Tapi, namanya kita berusaha jadi tetep harus berjuang," jelasnya. 

Ditambahkan Saefuddin, meski sepi orderan selama musim mudik tahun ini akan tetapi, dengan keuletan dan kemauan untuk beradaptasi, para porter dapat bertahan dan melewati masa-masa sulit ini dengan harapan akan meningkatnya pesanan di masa mendatang.

Halaman Selanjutnya
img_title