Alpukat Siger Sibatu Hasil Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Lereng Gunung Tanggamus Lampung

Alpukat Siger Sibatu
Sumber :
  • Foto Dokumentasi Istimewa (Kolase Riduan)

Lampung – Lereng Gunung Tanggamus kembali memperlihatkan keajaiban alamnya dengan melahirkan "buah kejujuran" dari hasil Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) yang dilakukan sejak tahun 2023.

 

Alpukat Siger Sibatu, jenis tanaman RHL yang ditanam oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Curah Sejuk, kini telah berbuah dengan gemilang, memberikan harapan baru bagi upaya konservasi lingkungan dan ekonomi lokal.

 

Ketua KTH Curah Sejuk, Ahmad Yani, menuturkan Tanaman RHL dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Way Seputih Way Sekampung (BPDAS WSS) ini dilaksanakan oleh KTH Curah Sejuk dengan cara swakelola.

 

Pilihan menanam Alpukat jenis Siger yang berasal dari Lampung Timur ini, Ahmad Yani mengungkapkan, adalah kesepakatan kelompok tani di wilayah Gisting Atas.

 

"Kami berkunjung ke Desa Gunung Mas di wilayah Kerja KPH Gunung Balak Kabupaten Lampung Timur pada akhir tahun 2022 lalu." cerita Ahmad Yani dalam keterangan yang diterima dari Dinas Kehutanan, Minggu (12/05/2024).

 

"Melihat langsung keberhasilan di Gunung Mas, anggota kelompok tani Curah Sejuk tertarik menanam Alpukat Siger yang dinilai cukup produktif dengan bentuk buah yang cukup menarik," kata dia. 

 

Setelah dilakukan sosialisasi, anggota KTH Curah Sejuk bersama Dinas Kehutanan akhirnya menanam di lereng Gunung Tanggamus. Bersama-sama merehabilitasi lereng Gunung Tanggamus yang kondisinya saat ini banyak budidaya tanaman sayur.

 

Kasi Perlindungan, KSDAE dan Pemberdayaan Masyarakat KPH Kota Agung Utara Ahmad Dwi Cahyono pun menegaskan pentingnya peran kelompok tani yang kuat dan pemahaman merata terhadap kegiatan rehabilitasi.

 

"Upaya rehabilitasi di lereng Gunung Tanggamus merupakan komitmen KPH Kota Agung Utara Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, agar kegiatan masyarakat yang saat ini bercocok tanam sayur bisa berangsur berubah menjadi tanaman berkayu yang tetap menghasilkan buah," Ahmad Dwi Cahyono menegaskan.

 

Oleh karena itu, ia menambnahkan, harus dilakukan upaya serius dalam kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan ini. Utamanya adalah kelembagaan kelompok tani yang harus kuat, pemahaman yang merata pada semua anggota terhadap kegiatan rehabilitasi ini.

 

"Kami sebagai organisasi di tingkat tapak, berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat, agar upaya rehabilitasi yang dilakukan harus berhasil, sebagaimana pesan Kepala KPH dan Bapak Kepala Dinas Kehutanan." katanya.

 

"Untuk itu, selama tahun 2023, kami banyak concern di wilayah lereng Gunung Tanggamus bahkan kami sering menginap di kantor resort KPH yang berkedudukan di Blok 16 Gisting Atas, petani bisa setiap saat berkonsultasi dan berkomunikasi terkait kegiatan RHL yang dilakukan." pungkasnya.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Yanyan Ruchyansyah, menyampaikan kebahagiaannya atas berbuahnya tanaman Alpukat Siger Sibatu yang berusia kurang lebih satu tahun tersebut.

 

"Ini adalah buah dari keseriusan dan kejujuran semua pihak yang terlibat dalam program RHL, untuk mensukseskan tagline kami RHL merencanakan panen." ujar Yanyan penuh kebahagiaan.

 

"Alhamdulillah, semua karena kuasa Allah SWT, manusia berupaya Tuhan yang menentukan," ucapnya.

 

Yanyan pun mengungkapkan sinergi antara UPT BPDAS WSS selaku Pemegang Anggaran dan PPK dengan UPTD KPH Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, dan KTH selaku pelaksana.

 

"Semua bisa sinergi, memberikan yang terbaik dengan memanfaatkan anggaran dengan sebaik-baiknya, pengadaan bibit yang unggul. Dan tentunya juga dalam pra, pelaksanaan dan pasca/pemeliharaan tanaman, sehingga tanaman bisa memberikan hasil dengan cepat." terangnya.

 

"Kalau tidak ada kejujuran mustahil ada trust, dan kepercayaan inilah 'Buah Kejujuran' yang kemudian memberikan hasil yang baik." ia menegaskan.

 

Yanyan juga mengimbau semua pihak, agar keberhasilan RHL tidak hanya berhenti sampai di titik ini saja.

 

Menurutnya, harus terus ada peningkatan sampai dengan titik maksimal. Kawasan hutan harus kembali berfungsi secara ekologi dengan tutupan pohon tetapi menghasilkan hasil hutan bukan kayu dengan nilai ekonomi tinggi.

 

Untuk itu, 5 unsur stakeholder (Pentahelix) menjadi kunci utama dalam menjaga keberlanjutan program RHL ini.

 

"Pemerintah pusat maupun daerah, swasta, pelaku usaha, perguruan tinggi, LSM, komunitas, serta media, adalah kekuatan penting agar program RHL ini benar-benar bisa berhasil dan memberikan dampak luar biasa." imbau Yanyan.

 

"Menyampaikan kembali pesan Gubernur Lampung, Pak Arinal Djunaidi, bahwa partisipasi masyarakat dan dukungan berbagai elemen dalam pembangunan kehutanan itu sangatlah penting." tuturnya.

 

“Pembangunan sektor kehutanan adalah bagian dari pembangunan Provinsi Lampung. Hutan harus memberikan manfaat langsung dan tidak langsung untuk kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah,” pungkasnya.