Launching Lagu “Tuhan Kita Sama” Ken Setiawan Ajak Pendengar Hidup Damai dalam Toleransi

Flayer dokumentasi pribadi
Sumber :
  • Foto Dokumentasi Istimewa

Lampung – Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan resmi melaunching single lagu berjudul "Tuhan Kita Sama" yang terinspirasi dari buku yang di tulisnya sendiri, adalah merupakan kisah sebuah pengalaman pribadi dari seorang radikal menjadi moderat.

Gelar Seminar Philosophy, UIN Lampung Hadirkan Penulis Buku Tuhan Kita Sama Ken Setiawan

‎Diketahui pada lagu berjudul "Tuhan Kita Sama", vokalisnya adalah Ken Setiawan dan Istrinya sendiri yaitu Eva Soviadona yang juga merupakan sama sama mantan aktivis NII.

Fitria Khasanah: Jenius Cilik asal Bandar Lampung, Dari Bayang-bayang Masa Lalu Menuju Masa Depan Gemilang

‎Ken mengajak para pendengar untuk dapat hidup aman damai dalam toleransi walaupun latar belakang agama berbeda beda.

Ken Setiawan: Intoleransi Adalah Pintu Masuk Ekstremisme, Ajak Remaja Pegang Teguh Pancasila

‎Salah satu pesan tersebut diantaranya ialah bahwa kita semua manusia di jagad raya itu di ciptakan oleh satu Tuhan, sejatinya Tuhan kita sama, hanya setiap agama menyebut-Nya berbeda beda.

‎Berikut lirik lagu Tuhan Kita Sama.

‎Langit biru bicara

‎Kita semua dari-Nya

‎Tak peduli warna kulitmu

‎Cinta Tuhan tak pernah ragu

‎Dalam doa terucap pelan

‎Beda jalan tetap teman

‎Tangan terulur tanpa henti

‎Kita berdiri dalam harmoni

‎Tuhan kita sama cintanya luas

‎Melampaui dinding batas

‎Jangan takut mari percaya

‎Kasih-Nya pelangi dunia

‎Biarlah hati jadi rumah

‎Tempat baik tumbuh mekar indah

‎Tak ada ruang untuk benci

‎Cahaya Tuhan buat berseri

‎Berbeda itu suara indah

‎Bagai alam bernyanyi megah

‎Hidup dalam saling terima

‎Rangkul semua lupakan luka

‎Tuhan kita sama cintanya luas

‎Melampaui dinding batas

‎Jangan takut mari percaya

‎Kasih-Nya pelangi dunia

‎Ken berharap lagunya dapat menjadi inspirasi untuk masyarakat agar dapat hidup rukun aman dan damai walaupun latar belakang berbeda.

‎Percayalah bahwa kita semua sejatinya bersaudara, keturunan Adam dan Hawa, jadi dalam mensikapi perbedaan agama, konsepnya yg sejuk adlaah "bagimu agamamu, bagiku kau saudaraku," tutup Ken. (*)