Meow, Kafe Kucing Pertama yang Ada di Gaza Palestina

Naeema Mea'bed, seorang wanita Palestina di kedai MEOW-nya
Sumber :
  • REUTERS/Mohammed Salem.

VIVA Lampung – Terinspirasi oleh cintanya terhadap hewan berbulu, Naeema Mea'bed membuka "MEOW Cat Cafe" di Jalur Gaza, Palestina minggu ini, dengan harapan memberikan kebahagiaan kepada para pecinta kucing, sambil meningkatkan kesadaran tentang pemeliharaan hewan peliharaan, yang semakin populer di wilayah tersebut.

Pemkot Bandar Lampung Siapkan 500 Dosis Vaksin Rabies Gratis untuk Hewan Peliharaan

Kafe ini, yang pertama kali ada di Gaza, sepenuhnya bertema kucing, dengan cermin dan vas bunga, serta poster dari 14 kucing penduduk yang tersedia bagi para tamu, baik dewasa maupun anak-anak, untuk bermain bersama.

Pada hari Minggu, sebuah antrean panjang calon pelanggan terbentuk, mendorong Mea'bed untuk menyiapkan lebih banyak meja dan kursi untuk keluarga yang telah membawa anak-anak mereka untuk pengalaman bersama kucing, dengan biaya $1.30 per setengah jam.

Relawan Aqsa Working Group Tubaba Galang Dana untuk Palestina

Orang tua dapat duduk dan mengamati anak-anak mereka bermain dengan kucing melalui partisi kaca sambil menyeruput kopi mereka.

Cegah Rabies Pemkot Bandar Lampung Beri Vaksin Gratis Hewan Peliharaan

"Ide ini berasal dari gairah masa kecil saya terhadap kucing dan saya ingin mewariskannya kepada orang-orang," kata Mea'bed.

Dia mengatakan bahwa kucing-kucing adalah "antidepresan alami."

"Banyak orang menyukai kucing tetapi mereka tidak tahu di mana harus memeliharanya atau bermain dengan mereka, jadi saya membuat tempat ini untuk mereka, di mana mereka dapat datang, bahagia, dan melepaskan stres mereka, bahkan hanya selama lima menit dan kemudian pergi dengan bahagia," ujarnya.

Kafe ini sebagian besar dihuni oleh kucing Persia, tetapi juga ada kucing Turkish angora dan jenis campuran.

Bagi Hala Abu Maghaseeb, 14 tahun, yang belum berhasil meyakinkan orang tuanya untuk mendapatkan kucing peliharaan, kafe ini adalah kejutan yang menyenangkan selama liburan sekolah musim panasnya.

"Ini proyek yang bagus, saya datang untuk mengurangi stres. Saya suka kucing," katanya.

Beberapa warga Gaza kurang terkesan, berargumen di media sosial bahwa sebagian besar penduduk terlalu miskin untuk menyambut proyek semacam itu.

Namun, pelanggan kafe, Rewa Abdel-Hadi, 20 tahun, membela proyek ini.

"Kucing-kucing adalah makhluk yang hidup bersama kita dan merasakan rasa takut, lapar, dan kemiskinan. Memiliki orang yang peduli pada mereka adalah ide yang luar biasa," katanya. (Reuters)