Kisah Tukang Tahu Keliling di Bandar Lampung Naik Haji, Setelah Menabung selama 26 Tahun
- Lampung Viva
Bandar Lampung, Lampung – Rasa bahagia dan haru terpancar dari wajah Suryakanta Sarman Adam, warga Perum Griya Abdi Negara, Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung, yang akhirnya bisa berangkat haji setelah menabung selama 26 tahun.
Pedagang tahu keliling di Bandar Lampung ini akhirnya bisa menunaikan haji tahun 2024 meski tanpa didampingi sang istri. Ia dijadwalkan berangkat kloter 54 JKG pada tanggal 4 Juni 2024 dari asrama haji Rajabasa, Bandar Lampung.
Setiap hari, Suryakanta berkeliling di sekitar komplek perumahan di wilayah Kecamatan Sukabumi dengan berjualan tahu. Ia pun bisa berangkat haji setelah menunggu 12 tahun jadwal berangkat dan menabung puluhan tahun.
Dari kerja keras dan hasil berjualan tahu keliling yang dilakukannya sejak 7 tahun silam, ayah tiga orang anak tersebut akhirnya mampu melunasi ongkos naik haji.
Ditemui di rumahnya usai berjualan tahu, Suryakanta menceritakan keinginannya untuk menunaikan Rukun Islam kelima tersebut. Tekadnya semakin kuat saat melihat tayangan berita haji di televisi.
"Saya kalau nonton televisi itu sering melihat berita. Saya sering menangis saat melihat berita pada musim ibadah haji. Saya sering nangis melihat orang-orang bisa berangkat haji," ucap Suryakanta.
Dengan dukungan penuh keluarga, Suryakanta bertekad untuk bisa mendapatkan kesempatan pergi ke tanah suci pada tahun ini. Ia pun sering menangis melihat orang-orang berangkat haji.
Saat menangis, sang istri kemudian bertanya penyebabnya. "Apa mungkin saya bisa berangkat haji?," tutur Suryakanta.
Ia mengaku bersyukur atas anugerah dan doa dari keluarga dan para tetangganya. Mimpi puluhan tahun untuk menunaikan ibadah haji akhirnya terwujud.
Suryakanta akhirnya bisa mendaftar haji dengan bermodal uang simpanan sejak dari Tahun 1998 dari hasil berjualan tahu keliling yang diambil dari perajin tahu di wilayah Kampung Sawah, Kecamatan Tanjung Karang Timur dan uang tambahan dari sang istri tercinta pada 2012 lalu.
"Biaya haji berasal dari uang simpanan sejak 1998. Alhamdulillah saya bisa berangkat haji dari hasil jual tahu sejak 6 tahun lalu," ungkapnya.
Sejak dirinya sudah masuk dalam daftar jadwal keberangkatan haji dan menunggu waktu keberangkatan pada 4 Juni 2024 mendatang, Suryakanta mengurangi waktu berjualan tahu.
Kini Suryakanta yang juga sebagai Ketua DKM Musholla Ar Rhodouh di lingkungan tempat tinggalnya, hanya berkeliling berjualan tahu setiap hari minggu saja. Ia dibantu istri untuk menyiapan semua perlengkapan haji. Koper, kain ihram, dan perlengkapan lain sudah siap.
Sementara itu, Hernawati Rala, istri Suryakanta mengaku bahwa suaminya mulai menabung untuk berangkat haji sejak tahun 1998. Sang suami terus berjuang agar biaya naik haji dapat terpenuhi.
"Suami saya itu bekerja mencari nafkah, apapun dikerjakannya untuk naik haji. Mulai dari tukang bangunan, tukang ojek, jualan es keliling sampai sekarang ini jualan tahu keliling," kata Hernawati.(*)