Komnas Perlindungan Anak Kawal Kasus Balita Tewas Dalam Sepric Tank Di Lampung
- Istimewa
Lampung –Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Hery Chariansyah, S.H, MH, akan mengawal peristiwa tewasnya balita dalam septic tank di Pringsewu Lampung dan ingatkan pihak kepolisian agar tidak terburu buru.
"Walaupun pihak keluarga sudah menerima situasi yang ada. Tetapi, polisi juga tidak boleh terburu buru menyatakan sebagai kecelakaan," ucap Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Hery Chariansyah kepada lampung.viva.co.id pada Kamis (18/04/24).
Karena itu menurutnya, pemiliknya juga harus diperiksa apakah ada unsur kelalaian yang dilkukan oleh pemilik galian tersebut.
Dan, Ini juga harus menjadi pembelajaran bagi orang tua untuk lebih ekstra melakukan pengawasan kepada anak-anaknya apalagi jika di lingkungan sekitar ada kondisi yang berpotensi membahayakan keselamatan anak.
Selain itu, Komnas Perlindungan Anak akan berkomunikasi dengan pihak polres untuk bertanya tentang situasi penanganan perkara ini.
" Kita akan komunikasi dengan pihak kepolisian sudah sejauh mana proses penangananya. Dan, komnas akan mengawal kasus meninggalnya balita dalam septic tank," tegasnya.
Diketahui, Pihak kepolisian belum menetapkan tersangka terkait Fatan Naufal balita berusia 2,5 tahun yang meninggal dunia didalam septic tank milik tetangganya.
Pasca kejadian tersebut pihak kepolisian sudah memeriksa tiga saksi yang saat itu berada dilokasi tempat kejadian.
Dikatakan Wakapolres Pringsewu Kompol Robi Bowo Wicaksono kepada lampung.viva.co.id pada Rabu (17/04/24).
"Sejauh ini dari hasil pemeriksaan belum menetapkan tersangka. Karena memang, orang tua korban menyadari bahwa ini adalah murni musibah dan orang tua korban juga sudah membuat surat pernyataan untuk tidak bersedia untuk dilakukan otopsi," ucapnya.
Lanjut wakapolres, bahwa jadi ini murni korban meninggal karena tenggelam dan orang tuanya telah menerima bahwa ini musibah.
Sebelumnya, Kartini (45), ibu tiga anak itu tak bisa menahan derai air mata saat mendengar nama Fatan Naufal yang masih berumur 2,5 tahun.
Anak ketiganya itu tewas secara mengenaskan didalam lubang septic tank milik tetangganya pada Senin (15/04/24) siang.
Kisah tragis itu pun diceritakan ibu kandung korban sebelum anak ketiganya itu pergi untuk selamanya.
Tingkah aneh dan hal yang tidak wajar korban diperlihatkan kepada orang tuanya disaat perayaan hari raya Idul Fitri 1445 H.
Dan, firasat itu pun menjadi pesan terakhir korban sebelum septic tank tempat terakhir bermain.
Malamnya kata Kartini, bahwa anaknya itu biasanya tidak ngompol. Tapi, anaknya ngompol banyak. "Bajunya basah semua, terus saya gantiin," ucap Kartini diringi air mata menetes.
Juga, tidurnya biasa. Tidur siang ngompol lagi. Biasanya tidak ngompol karena selalu bilang mau pipis.
"Bangun tidur ngompol celana dilepas sendiri. Habis itu, anak itu kesini minta gendong terus tak gantiin celananya. Dia tersenyum, ketawa habis itu kesini dan main keluar," lirihnya.
Korban pun menunjukkan tingkah aneh yang tidak pernah korban lakukan seperti minta foto kepada ibunya.
"Minta foto, bu foto dengan fose kedua tangannya seperti berdoa. Kejadian itu pas hari Minggu (14/04/24) korban diajak maen rewel minta pulang. Tidak nyangka akan kejadian seperti ini," terangnya.
Diketahui, diduga akibat lepas pengawasan seorang bocah di Dusun Banjarejo, Pekon Mataram, Gadingrejo, Pringsewu, Lampung ditemukan tewas akibat tercebur kedalam lubang septic tank.
Korban bernama Fatan Naufal, usia dua setengah tahun ditemukan oleh karlan (45), orang tua korban dalam kondisi mengapung didalam lubang septic tank sedalam dua meter pada Senin siang (15/4/2024) sekira pukul 15.00 Wib.
Ditemukannya korban, berawal kecurigaan orang tua korban tidak melihat keberadaan anaknya setelah sebelumnya terlibat bermain pasir di dekat rumahnya.
Kecurigaan bertambah manakala orang tua korban hanya mendapati sepasang sendal milik korban tergeletak di sekitar tumpukan pasir berjarak sekitar empat meter dari lokasi korban ditemukan.
menjelaskan bahwa setelah korban ditemukan kemudian di evakuasi dan dibawa kerumah praktik mantri kesehatan desa untuk dilakukan pemeriksaan medis.
"Dari hasil pemeriksaan medis, korban dinyatakan sudah tidak bernyawa," ujar AKP Nurul Haq saat dikonfirmasi awak media pada Senin malam.
Ia menjelaskan, dari hasil pemeriksaan medis dan identifikasi yang dilakukan tim Inafis Satreskrim Reskrim Polres Pringsewu dan Tenaga Medis dari Puskesmas Gadingrejo, ditubuh korban hanya ditemukan luka lecet ringan dibagian pipi sebelah kanan.
Ia juga mengungkapkan, selain luka lecet di pipi petugas tidak ditemukan luka atau tanda bekas kekerasan lainya ditubuh korban.
"Dari hasil pemeriksaan tersebut, kami menyimpulkan bahwa sebab meninggalnya korban murni karena kekurangan oksigen akibat tenggelam," bebernya.
Menurut Kapolsek jenazah korban sudah diserahkan kepada apihak keluarga untuk dimakamkan. Penyerahan jenazah ini setelah orang tua korban mengaku menerima dan mengikhlaskan kepergian korban danbuat surat pernyataan tidak bersedia dilakukan proses otopsi terhadap jenazah korban.
Kapolsek menambahkan, lubang septic tank tepat korban ditemukan tenggelam baru dibuat dan belum digunakan. Lubang tersebut masih dimanfaatkan oleh para tukang bangunan untuk menampung air untuk pembangunan rumah milik orang tua korban.
Lebih lanjut AKP Nurul Haq mengimbau masyarakat terutama para orang tua untuk tidak lepas pengawasan terhadap anak-anaknya khususnya yang masih balita. Imbauan itu bertujuan agar musibah seperti ini tidak terjadi lagi kedepannya.
"Kami tak henti henti mengingatkan para orang tua yang memiliki anak kecil untuk lebih waspada dan memantau aktifitas dan keberadaan anak-anaknya," imbuhnya. (*)