Mahasiswa Itera Hilang Terseret Ombak di Pantai Pesisir Barat Masih Dalam Pencarian Tim SAR
- Istimewa/Basarnas Lampung
Pesisir Barat, Lampung – Tim SAR Gabungan sedang melakukan pencarian terhadap Herry (22), seorang mahasiswa KKN Itera yang terseret ombak di Pantai Kerbang Dalam Kabupaten Pesisir Barat pada Kamis (6/7/2023).
Kejadian ini bermula ketika korban dan rekannya bersama remaja Pekon Kerbang Dalam sedang bermain bola di pinggir pantai pada Rabu (5/7) sore. Sekitar pukul 16.00 WIB, setelah bermain bola, korban dan rekannya mandi di pantai. Tiba-tiba, ombak besar datang dan korban terseret oleh arus serta hilang terbawa ombak. Rekannya berhasil selamat menuju daratan.
Informasi ini dilaporkan oleh Herman, Sekretaris BPBD Pesisir Barat, ke Basarnas Lampung melalui Pos SAR Tanggamus. Menindaklanjuti laporan tersebut, Kepala Kantor Basarnas Lampung mengerahkan satu tim Rescue dari Pos SAR Tanggamus dan satu tim selam dukungan dari Kantor Basarnas Lampung untuk menuju lokasi dan melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan.
Tim Rescue Pos SAR Tanggamus tiba di lokasi pada Kamis (6/7) sekitar pukul 01.00 WIB dan segera berkoordinasi dengan unsur SAR Gabungan, yang terdiri dari Polair Polda Lampung, Polair Polres Pesisir Barat, Polres Pesisir Barat BPBD Pesisir Barat, aparat desa, dan nelayan setempat. Pencarian dilakukan secara visual dari bibir pantai hingga pukul 02.00 WIB, namun belum membuahkan hasil.
Pada pukul 06.30 WIB, pencarian dilanjutkan. Tim SAR Gabungan dibagi menjadi tiga SRU (SAR Rescue Unit). SRU I menggunakan perahu karet Basarnas untuk melakukan pencarian dengan area pencarian radius 6 Nm (Nautical Mile) ke arah timur laut.
SRU II menggunakan perahu jukung nelayan untuk melaksanakan pencarian dengan area pencarian radius 7 Nm ke arah tenggara. Sedangkan SRU III melaksanakan pencarian secara visual di pinggir pantai sejauh 2,5 km dari lokasi kejadian.
Kepala Kantor Basarnas Lampung, Deden Ridwansah, menyatakan bahwa tim SAR Gabungan akan berusaha sebaik mungkin untuk segera menemukan korban.
"Kita akan melakukan upaya maksimal dengan menggunakan Aqua Eye, alat deteksi bawah air, dan jika memungkinkan, akan dilakukan penyelaman," ujar Deden. (hum)