Sektor Konsumsi dan Investasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lampung
- Foto Dokumentasi Riduan
Lampung – Pada triwulan II 2024, ekonomi Lampung mencatat pertumbuhan yang mengesankan sebesar 4,80% (yoy).
Menurut Fiskara Indawan, Ekonom Senior Bank Indonesia (BI) Lampung, pencapaian ini didorong oleh stabilitas konsumsi rumah tangga serta peningkatan investasi yang berkelanjutan.
"Ekonomi Lampung menunjukkan akselerasi positif yang didorong oleh permintaan domestik yang stabil dan membaiknya sektor eksternal," jelas Fiskara.
Ia menambahkan, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,69% (yoy), hampir sama dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,67% (yoy).
Pertumbuhan ini sebagian besar dipicu oleh tingginya pengeluaran masyarakat selama momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Selain itu, Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi juga mengalami peningkatan, dengan pertumbuhan sebesar 3,33% (yoy), dibandingkan dengan 2,31% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Sektor eksternal juga menunjukkan perbaikan signifikan, dengan net ekspor tumbuh pesat sebesar 42,44% (yoy), berbalik dari kontraksi yang terjadi pada triwulan sebelumnya sebesar 85,50% (yoy).
Peningkatan ini didukung oleh melonjaknya ekspor komoditas unggulan Lampung seperti minyak kelapa sawit (CPO) dan kopi robusta, yang meningkat selama perayaan HBKN dan musim panen raya.
Rinvayanti, Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi Lampung, menyatakan bahwa pencapaian ini juga merupakan hasil dari berbagai langkah strategis dalam pengendalian inflasi di daerah tersebut.
"Kami secara konsisten memantau harga bahan pangan di seluruh wilayah Lampung, melaksanakan operasi pasar murah, dan menyalurkan bantuan sosial untuk menjaga stabilitas harga," jelas Rinvayanti.
Ia juga menyebutkan peluncuran Toko Pengendalian Inflasi dan Mobil serta Transportasi Operasi Pasar (TOP) sebagai bagian dari upaya menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan.
Selain itu, Perum BULOG telah menyalurkan 75% dari target tahunan beras untuk memastikan pasokan pangan tetap terjaga.
Penyerapan gabah dan beras dari petani lokal juga dilakukan secara maksimal untuk mendukung stabilitas ini.
Sebagai hasil dari keberhasilan dalam menjaga inflasi, Provinsi Lampung menerima insentif fiskal sebesar Rp6,8 miliar dari pemerintah pusat.
"Alhamdulillah, dengan keputusan Menteri Keuangan, kita telah menerima insentif ini, yang akan digunakan untuk memperkuat upaya stabilisasi harga dan pasokan di provinsi kita," tutup Rinvayanti. (*)