Pedagang Bunga di TPU Raup Untung dari Tradisi Ziarah Kubur Menjelang Ramadan
- Istimewa
Bandarlampung, Lampung – Seperti tahun-tahun sebelumnya, tradisi ziarah kubur menjelang Ramadan di Indonesia terus dilakukan oleh masyarakat. Hal ini tentunya memberikan keuntungan bagi sebagian orang terutama pedagang bunga makam di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU), termasuk di beberapa TPU di Kota Bandarlampung.
Mendekati bulan Ramadan membuat pedagang bunga makam di Kota Bandar Lampung memperoleh keuntungan yang melimpah. Banyaknya para peziarah yang datang membuat dagangan bunga makam mereka terjual dengan laris manis.
Pantauan di TPU Kebun Jahe pada Selasa (21/03) menunjukkan bahwa seorang pedagang bunga makam bernama Lina dapat meraup penghasilan yang sangat besar, mencapai Rp 2 juta per minggu.
“Puncaknya selama satu minggu (sebelum Ramadan) bisa sampai 2 juta,” kata Lina.
Dalam sehari, mulai dari pagi sampai sore, Lina dapat memperoleh penghasilan antara Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu dengan menjual satu kantong plastik bunga makam seharga Rp 5 ribu.
Menurut Lina, tradisi ziarah kubur biasanya paling ramai dilakukan menjelang bulan Ramadan dan terutama saat hari raya Idul Fitri.
“Sehari sebelum puasa Ramadan, dua hari menjelang lebaran, sebenarnya hari lebaran adalah saat paling ramai dikunjungi oleh para peziarah kubur, setelah sholat lebaran itu banyak orang yang melakukan ziarah,” jelas Lina.
Lina juga mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan penjualan bunga makam sekarang, penjualannya lebih menguntungkan pada tahun 2018 sebelum pandemi Covid-19 terjadi.
“Lebih enak di tahun-tahun sebelumnya sebelum pandemi Covid-19, penjualan sangat banyak seperti kacang goreng, kadang-kadang para peziarah membawa mobil dan membeli hingga lima atau sepuluh kantong plastik,” tutup Lina.
Sebagai informasi, ziarah kubur adalah tradisi yang dilakukan dengan mengunjungi makam orang yang telah meninggal dunia, biasanya orangtua yang telah meninggal dunia.
Saat melakukan ziarah kubur, umat Islam biasanya memberikan doa kebaikan untuk orangtua yang telah meninggal dunia.(Dwi P Arrahman)