Cegah Radikalisme dan Terorisme Divhumas Polri Kunjungi Ponpes Darussalamah Lamtim

Tim Divhumas Polri gelar silaturahmi Kamtibmas
Sumber :
  • Istimewa

Lampung Timur, Lampung – Tim Divisi Humas (Divhumas) Polri di bawah kepemimpinan AKBP Gatot Hendro Hartono melaksanakan kegiatan silaturahmi Kamtibmas dengan tema "Terorisme Musuh Kita Bersama" di Lampung Timur pada Selasa (30/5/23).

Kompol Suwandai Jalani Prosesi Kenaikan Pangkat Pengabdian Polri

Kegiatan ini diadakan di Pondok Pesantren Darussalamah, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur. Acara ini dibuka oleh Kapolres Lampung Timur AKBP M. Rizal Muchtar yang diwakili oleh Kasat Binmas AKP Suryadinata. Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Ponpes Darussalamah KH. Imam Sibawaih, Kepala Desa Braja Dewa, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para santri Ponpes Darussalamah.

Acara dengan tema "Terorisme Musuh Bersama" ini juga menghadirkan Muhammad Nasir Abas, seorang mantan narapidana terorisme, sebagai narasumber.

Tekan Penyebaran Wabah DBD, Polda Lampung Gencarkan Fogging ke Sejumlah Titik

Dalam sambutannya, AKBP Gatot Hendro Hartono menyampaikan program kontra radikalisme yang bertujuan untuk membangun pribadi agar dapat mencegah dan melindungi diri dari pengaruh radikalisme.

"Saat ini paham radikalisme dan separatisme banyak dihembuskan oleh kelompok tertentu melalui berbagai elemen. Tujuannya merubah paham seseorang menjadi radikal," ungkapnya.

Pejabat Potong Tumpeng, Warga Tebar Ikan Lele di Jalan Berlubang Rayakan HUT Lampung Timur ke-25

Gatot menekankan pentingnya upaya dan sinergi yang kuat antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, masyarakat, adat, dan pemuda, dalam berperan aktif untuk melawan penyebaran paham radikalisme tersebut.

Muhammad Nasir Abas, mantan tokoh Jamaah Islamiyah (JI) yang diundang sebagai narasumber oleh Divhumas Polri dalam acara Kontra Radikalisme, menyampaikan materi yang mencakup pengalaman masa lalunya saat berada di Akademi Militer Afghanistan selama tiga tahun, di Filipina, dan tempat lainnya.

Ia menyatakan bahwa teroris adalah musuh bersama. Oleh karena itu, penanggulangan terorisme dan radikalisme tidak bisa dilakukan oleh Kepolisian sendirian, tetapi harus melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Nasir Abas menjelaskan bahwa setiap individu dalam masyarakat memiliki potensi untuk direkrut oleh kelompok teroris dan radikal, dimulai dari pemahaman yang salah.

"Ada tiga tahapan perilaku masyarakat menuju ke terorisme. Pertama intoleran, kemudian radikal lalu puncaknya menjadi teroris," jelasnya.

Mantan Ketua Mantiqi 3 Jamaah Islamiyyah ini mengingatkan agar Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika diperkuat dan dipegang teguh oleh masyarakat, karena kedua hal tersebut merupakan senjata utama dalam melawan terorisme dan radikalisme.

Sementara itu, Kasat Binmas, AKP Suryadinata, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama waspada terhadap munculnya paham yang dapat memecah belah dan menghancurkan negara tersebut.

“Terlebih di Lampung Timur ini sudah beberapa kali dilakukan penindakan terhadap terduga teroris, sehingga perlu upaya dan kerja bersama,” ungkapnya. (BE1/Rus)